Mohon tunggu...
M. Iqbal
M. Iqbal Mohon Tunggu... Penulis - Part Time Writer and Blogger

Pengamat dan pelempar opini dalam sudut pandang berbeda. Bisa ditemui di http://www.lupadaratan.com/ segala kritik dan saran bisa disampaikan di m.iqball@outlook.com. Terima kasih atas kunjungannya.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kepedulian terhadap Sampah, Cara Millenial Merawat Alam

25 Desember 2018   13:50 Diperbarui: 25 Desember 2018   14:57 1000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembatasan buangan sampah yang tidak berhasil ditampung dapat dilakukan oleh masyarakat. Membatasi jumlah plastik atau menggantinya dengan bahan yang mudah terurai jadi solusi. Hanya saja, masih belum ada bahan sintesis yang mudah larut di alam. Pilihannya hanya satu, membatasi jumlah konsumsi plastik. Selaku generasi milenial, ada beragam cara yang bisa diterapkan dalam membatasi sampah botol dan mengolah sampai menjadi barang berharga.

Jadi milenial yang paham dan peduli lingkungan

Anak muda punya peran besar dalam mengampanyekan peduli lingkungan. Mereka punya hal yang kreatif dan inovatif, dari gawai yang mereka pakai bisa lahir berbagai postingan untuk peduli lingkungan.

Kampanye dari sosial media jadi opsi yang anak milenial lakukan. Mulai dari postingan, tagar (#) peduli lingkungan, hingga menulis blog di dunia maya. Ini dijamin buat masyarakat sadar untuk menjaga lingkungan jadi lebih baik.

Penetrasi internet yang sudah hampir dinikmati berbagai kalangan cukup membantu menjaga alam. Ada begitu banyak isu tentang alam yang berhasil viral dan mendapatkan atensi besar dari masyarakat. Itu semua berkat tangan-tangan anak milenial yang tidak pernah diam mengampanyekan peran menjaga lingkungan.

Gaya hidup ramah lingkungan dengan Tumbler

Apa yang terbayang saat mendengarkan tumbler?

Botol minum plastik yang bisa digunakan berkali-kali, air yang diisi bisa bermacam-macam jenis air dan bahkan bisa menekan biaya pengeluaran. Ini masuk akal karena setiap harinya manusia butuh 8 gelas air yang setara dengan 2 liter air, jumlah ini bisa bertambah lagi buat yang punya aktivitas ekstra.

Toh... dengan membeli air botol mineral rata-rata 2 botol sehari dengan asumsi harga (Rp5.000). Itu artinya sebulan kita bisa menekan biaya sampai 150 ribu. Biaya itu bisa digunakan untuk keperluan lainnya dan bahkan mengurangi jumlah sampah botol. Andai saja ada begitu banyak anak muda yang beralih ke tumbler, itu bisa mengurangi jumlah sampah botol plastik.

Anak muda pakai tumbler itu cupu atau kekinian?

Jelas saja anak muda yang pakai tumbler itu kekinian dan sadar lingkungan. Hanya anggapan keliru yang mengatakan seperti itu. Ada banyak alasan yang bisa saya kemukakan. Misalnya saja penggunaan berulang kali yang tidak bisa digunakan pada botol mineral, penggunaan berulang kali atau pada suhu tinggi akan mengubah botol plastik termasuk membahayakan tubuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun