Mohon tunggu...
M. Iqbal
M. Iqbal Mohon Tunggu... Penulis - Part Time Writer and Blogger

Pengamat dan pelempar opini dalam sudut pandang berbeda. Bisa ditemui di http://www.lupadaratan.com/ segala kritik dan saran bisa disampaikan di m.iqball@outlook.com. Terima kasih atas kunjungannya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Kedai Kopi

24 November 2017   16:51 Diperbarui: 4 Desember 2017   01:09 1228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari pun beranjak sore, terlihat dari kejauhan si anak datang dan memanggil si bapak.

Pak,... di suruh pulang sama ibu, jangan asik duduk manja di kedai kopi.

Kata-kata itu seakan bak petir yang menyambar....

Iya nak, dan secepat kilat si bapak pulang sambil memegang tangan si anak untuk beranjak pulang. Kemesraan kedai kopi kadang buat pengunjungnya lupa waktu hingga anak istri sudi kiranya datang ke situ.

Kedai kopi juga jadi sejumlah inspirasi lahir, ia bak sebuah tempat ramai namun dalam konteks dimensi berbeda. Saling memikirkan dan merenungkan apa yang harus dilakukan nanti. Tak heran begitu banyak penikmat kopi adalah pemikir ulang, merehatkan pikiran sejenak untuk ide besar.

Itulah berbagai hiruk-pikuk kedai kopi, ia bak pelepas dahaga dan pemberi tenaga. Selepas keluar dari sana ada satu hal yang terpikir

Waduh...? janji ketemuan dengan si dia kok bisa lupa!!!

Mati aku, diriku ini tak ada bedanya dengan bapak tadi!!

Itulah kekuatan yang ditularkan oleh kedai kopi dan jangan sampai janji yang batal terulang kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun