Sore itu ku pandang langit nan cerah
Mencoba keluar sejenak melepas lelah
Berkeliling kota yang memesona
Tak disangka awan gelap datang di atas kepala
Menjatuhkan sang sumber kehidupan
Mengingatkanku pada banyak nikmat Tuhan
Oh…
Namun mengapa tiba-tiba
Embun yang ada di jendela
Mengingatkanku pada senyumnya
Anggun nan manis tak bisa terungkap dengan kata
Entah bagaimana bisa jiwa bergetar karenanya
Oh…
Seperti inikah rasanya jatuh?
Ke dalam jiwa yang rasa itu tumbuh
Gelap gulita sebelumnya
Namun berhasil menemukan cahayanya
Tuhan beri aku jawaban
Apakah dia yang akan menemani kehidupan?
Dalam menjalankan perintah dan larangan – Mu
Izinkan aku menyerahkan namanya dalam do’aku
Oh Tuhan, bila memang dia tercipta untukku
Mudahkanlah jalannya bagiku
Kota Proklamator, 19 Desember 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H