Setelah menikah sebuah keluarga pastinya segera mendambahkan seorang momongan (keturunan). Dan ketika mendapatkan kabar kehamilan akan timbul rasa bahagia yang luar biasa.
Namun hal ini berbeda dengan apa yang di rasakan oleh golongan penganut childfree. Mereka bahkan berkomitmen untuk tidak ingin memiliki anak setelah pernikahan.
Istilah childfree dapat diartikan sebagai sebuah pilihan hidup tanpa memiliki anak setelah menikah.
Komitmen seperti ini masih banyak menimbulkan pro kontrak di Indonesia, karena di anggap terlalu egois dan melanggar norma agama.
Namun childfree bukan istilah yang baru muncul, karena istilah ini sendiri sudah muncul pada abad 20. Dan sudah banyak pasangan di dunia yang berkomitmen untuk childfree, terutama di negara barat.
Lalu, kenapa sejumlah pasangan memutuskan untuk childfree, dan apa alasan di balik hal itu sehingga mereka yakin untuk tidak ingin memiliki anak ? Â
Tidak ada alasan yang pasti, karna setiap penganut childfree memiliki alasan yang berbeda beda. Namun ada beberapa alasan utama yang sering di jadikan penyebab. Dan saya akan bahas hal itu berdasarkan beberapa sumber dan pernyataan dari penganut childfree itu sendiri. Â
Salah satu penyebab utama berkaitan mengenai masalah finansial. Mereka berpendapat bahwa penghasilan yang mereka dapatkan saat ini belum mencukupi untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Sehingga mereka memutuskan untuk childfree, mereka tidak ingin membebani anak mereka kelak jika masalah finansial belum bisa cukup. Mereka juga takut anak mereka menderita karena tidak bisa memberikan segala kebutuhan untuk si anak.
Bukan itu saja, faktor psikologis juga berpengaruh besar menyebabkan banyak pasangan yang memutuskan untuk childfree.
Untuk menjadi orang tua tidak hanya siap dalam hal materi dan fisik saja. Melainkan juga harus ada kesiapan mental. Karena menjadi orang tua mempunyai tanggung jawab yang besar untuk mendidik anak menjadi yang terbaik.