Mohon tunggu...
Iqbal Rajaguni
Iqbal Rajaguni Mohon Tunggu... ASN -

ASN di Pemprov Sulawesi Tengah, saat ini melaksanakan tugas belajar pada Pascasarjana Magister PSLP Universitas Brawijaya Malang

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Liburan Keluarga di Candi Tertua di Jawa Timur

5 Desember 2017   09:29 Diperbarui: 5 Desember 2017   18:35 2415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir pekan untuk keluarga kecil Saya yang saat ini sedang merantau di Kota Malang adalah hari yang dinantikan. Kami biasanya mengunjungi objek-objek wisata yang ada di sekitaran Malang Raya (Kota Malang, Kota Batu dan Kabupaten Malang). Sebagai keluarga perantau yang sedang melanjutkan studi di Kota Malang tentunya biaya untuk piknik sangat terbatas, oleh karenanya saya terbiasa mencari informasi tentang objek wisata yang menarik dengan biaya rendah di sekitaran Malang Raya. Pilihan kami (Saya dan Istri, karena anak-anak Kami yang masih kecil belum bisa ditanyai pendapat hehehe) jatuh pada Candi Badut.

Pernah mendengar candi Badut? Memang tidak setenar dan sebesar Borobudur dan Prambanan akan tetapi candi ini lebih tua dari Borobudur (1192 tahun) dan Parambanan (1161 tahun). Candi badut diduga sebagai candi tertua di Jawa Timur dengan perkiraan usia lebih dari 1400 tahun.

Candi Badut terletak di Jalan Raya Candi 5D Dusun Badut, Desa Karang Widoro, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Bagi anda yang tinggal di Malang, objek wisata ini terbilang sangat murah karena untuk mengunjunginya tidak dipungut biaya. Letaknya yang tidak begitu jauh, kurang lebih 5 km dari Kota Malang, sangat mudah dijangkau dengan berbagai moda transportasi seperti kendaraan pribadi dan kendaraan umum (angkot).

Candi Badut (Foto: dokumentasi pribadi)
Candi Badut (Foto: dokumentasi pribadi)
Riwayat Candi badut diperoleh dari prasasti Dinoyo (682 saka atau 760 Masehi). Candi ini dibangun atas perintah Raja Gajayana dari Kerajaan Kanjuruhan, untuk memuliakan Resi Agastya dengan maksud membinasakan wabah penyakit.

Penamaan Candi Badut menurut Dr. Brandes dan Dr. V.D.K. Bosch dikaitkan dengan nama Liswa yang tertulis pada baris kedua prasasti Dinoyo, Liswa sendiri merupakan nama kecil atau nama lain dari Raja Gajayana. Dalam Kamus bahasa Sansekerta, kata Liswa berarti anak komedi yang dalam bahasa Jawa Kuno disebut badut (mbadut = Suka melucu).

Sisi lain Candi Badut (Foto: dokumentasi pribadi)
Sisi lain Candi Badut (Foto: dokumentasi pribadi)
Halaman Candi Badut yang bersih dan asri (Foto: dokumentasi pribadi)
Halaman Candi Badut yang bersih dan asri (Foto: dokumentasi pribadi)
Sebagai sebuah objek wisata sejarah, Candi Badut sangat sepi pengunjung. Tapi hal ini bagi kami sekeluarga justru lebih menguntungkan, karena kami tidak perlu berdesak-desakan dengan pengunjung lain yang ingin melihat keindahan candi, anak-anak dapat bermain dan berlari bebas di halaman candi yang bersih dan asri. Hari ini kami diuntungkan oleh cuaca kota Malang yang cerah berawan, karena biasanya di Bulan Desember seperti ini Kota Malang dan sekitarnya diguyur hujan. Selain bersih dan asri, kawasan wisata ini telah dilengkapi dengan fasilitas papan informasi, tempat sampah dan toilet umum.

Pondasi candi di depan bangunan utama yang belum dipugar dan bebatuan candi yang masih disusun sebagai pagar mengelilingi bagian barat dan selatan candi. (Foto: dokumentasi pribadi)
Pondasi candi di depan bangunan utama yang belum dipugar dan bebatuan candi yang masih disusun sebagai pagar mengelilingi bagian barat dan selatan candi. (Foto: dokumentasi pribadi)
Situs yang sangat tua berusia lebih dari 1400 tahun, masih terawat dengan baik. Mengingat usianya, saya begitu kagum dan merasa kecil dengan pencapaian-pencapaian dari leluhur negeri ini. Jejak-jejak sejarah ini harus terus kita jaga dan lestarikan nilai-nilainya. Kita bercita-cita menjadi bangsa yang besar, tapi dengan menyelami makna karya-karya agung dari masa silam ini, membuka mata dan hati kita bahwa kita pernah menjadi bangsa yang besar dan berbudaya tinggi.

Bagian dalam Candi, terdapat lingga dan yoni (Foto: dokumentasi pribadi)
Bagian dalam Candi, terdapat lingga dan yoni (Foto: dokumentasi pribadi)
Relung kosong di sisi selatan bagian luar candi seharusnya berisi Arca Syiwa (A); Relung kosong di sisi timur bagian luar candi yang seharusnya terdapat arca Ganesha (B) dan sisi utara terdapat arca Durga Mahisasuramardini (C) (Foto: dokumentasi pribadi)
Relung kosong di sisi selatan bagian luar candi seharusnya berisi Arca Syiwa (A); Relung kosong di sisi timur bagian luar candi yang seharusnya terdapat arca Ganesha (B) dan sisi utara terdapat arca Durga Mahisasuramardini (C) (Foto: dokumentasi pribadi)
Setelah sempat membawa imajinasi ke masa yang lampau, tentunya sampailah kita pada wisata “kekinian” (zaman ini, hehehe..) yaitu wisata foto-foto. Eksotisme candi berpadu dengan hijaunya sekeliling menjadikan foto kita akan terasa lebih istimewa. Kalau tidak percaya, monggo dinikmati foto hasil jepretan kami hehehe.

(Foto: dokumentasi pribadi)
(Foto: dokumentasi pribadi)
(Foto: dokumentasi pribadi)
(Foto: dokumentasi pribadi)
(Foto: dokumentasi pribadi)
(Foto: dokumentasi pribadi)
Saat ini berwisata adalah bagian dari kebutuhan, wisata yang identik dengan biaya tinggi tidak selalu benar, masih banyak objek wisata yang menarik dengan biaya yang sangat murah tetapi tidak murahan. Menghimpun dan berbagi informasi sebanyak-banyaknya salah satu cara jitu untuk menemukan objek wisata terbaik sesuai isi kantong kita. Selamat berwisata, Salam. (M. Iqbal Rajaguni)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun