Namun secara tiba-tiba muncul armada Belanda yang mengklaim membawa bantuan kemanusiaan berupa obat-obatan dan makanan, namun dengan pemantauan dari pihak armada yaitu oleh Ben Chiefly Perdana Menteri Australia kala itu, tanpa diketahui pihak Belanda telah diungkap bahwa terdapat persenjataan dan amunisi juga dalam kapal tersebut. Tidak hanya itu Belanda juga mulai mengirim armada berisikan 1600 tentara ke Jawa dan usaha lain dari Belanda terus dilakukan namun, perjuangan pekerja Australia untuk membela kemerdekaan Indonesia terus digaungkan. "Australia mendukung Indonesia merdeka!, Biarkan Indonesia mendapatkan kemerdekaannya!" itu merupakan kalimat primadona di film dokumenter tersebut yang paling menyiratkan makna paling dalam bagi bangsa Indonesia.
Indonesia memanggil, melalui para pejuang di Australia, di tanah air meminta merka untuk terus berjuang dengan menghadang  kapal -- kapal Belanda. Semua tertup untuk kapal - kapal Belanda di seluruh pelabuhan Australia, merka hanya akan mengangkut barang jika itu bukan persenjataan atau amunisi yang akan dikirim ke Indonesia karena memang pekerjaan mereka adalah itu, jamainan akan hal tersebut adalah hal yang terpenting bagi mereka. Kemudian boikot tersebut diikuti juga boleh 11 awak kapal inggris, moreton Bay lebih senang meninggalkan kapalnya daripada sudi mengangkut tentara Belanda ke Jawa.
Dukungan juga dating dari Harry Bridges, presiden American Longshoreman's Union dan dari Cina, India, Malaya, para pelaut dan pekerja Selandia Baru dan Kanada dan para pekerja dari  taktertinggal pula mendukung aksi pekerja Australia ini. Setelah para pekerja beraksi kini para pemimpin yang mendukung atlantik charter juga ikut bersuara, Pandit Nehru dan Jinnah dari India, Manuilsky dan Vsyhinsky dari Uni Soviet, dan Presiden Romulo dari Filipina untuk memprotes penggunaan pasukan bersenjata untuk menekan Bangsa Indonesia.
Hal ini merupakan pemantik api semangat yang membuat setiap bangsa harus mengingatnya, betapa pentingnya persatuan dan hubungan baik antar suatu bangsa untuk mencapai dunia yang aman dan damai sesuai dengan perjanjian -- perjanjian yang sudah beratus-ratus kali dibuat demi keamanan dan kedamaiaian dunia, namun jika aksi nyata tidak dilanjutkan maka hanya akan berhenti menjadi angan dan hanya berbuah sia-sia.Â
sumber gambar : https://i0.wp.com/transisi.org/wp-content/uploads/2020/04/vlcsnap-2015-10-19-08h27m03s184.png?fit=620%2C465&ssl=1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H