Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Suara bagi Mereka yang Terbungkam

14 Januari 2025   13:18 Diperbarui: 16 Januari 2025   06:59 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di kejauhan, terdengar suara azan magrib bersahutan. Beberapa pengunjung mulai beranjak pulang, meninggalkan uang di atas meja atau dicatat Mak Minah di buku hutang yang sudah menguning.

Rizal membuka halaman baru di bukunya, mencelupkan pena ke dalam tinta kehidupan yang terus mengalir. Mungkin besok akan ada cerita baru, suara baru, harapan baru. Atau mungkin besok mereka harus berjuang lebih keras lagi.

Yang pasti, selama warung kopi Mak Minah masih berdiri, selama masih ada orang-orang yang mau duduk dan berbicara, selama masih ada yang mau mendengar dan menulis --- cerita ini tidak akan pernah benar-benar berakhir.

Di luar, lampu-lampu saling bersahutan satu persatu, berbaur dengan cahaya yang telah lelah berpendar,  yang tersisa dari kesibukan serta kesakahan anak manusia. Rizal menutup bukunya dan membiarkan ceritanya tetap mengalir --- seperti kopi, seperti kehidupan, seperti suara-suara yang tidak pernah berhenti mencari jalan untuk didengar. 

Seperti Rizal yang masih bergulat dengan baju putihnya yang lusuh.

-Tamat-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun