Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sujudnya Sang Penghamba Tuhan

10 Januari 2025   09:09 Diperbarui: 9 Januari 2025   19:59 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Zeynep Sude  Emek: https://www.pexels.com/photo/young-woman-prostrating-in-a-mosque-20785611/ 

Dengan tenaga yang tersisa, Pak Salim bangkit untuk melakukan sholat malam terakhirnya. Setiap gerakan terasa begitu khusyuk, setiap bacaan mengalir dengan keikhlasan yang mendalam. Dalam sujudnya yang panjang, dia merasakan kehadiran Aminah yang begitu dekat, seperti sedang menunggunya di ambang pintu surga.

"Allahu Akbar," ucapnya untuk terakhir kali, suaranya nyaris tak terdengar. Ketika kepalanya menyentuh sajadah dalam sujud, seulas senyum terukir di wajahnya. Dalam keheningan malam itu, Pak Salim, sang penghamba yang setia, menghembuskan nafas terakhirnya —- meninggal dalam keadaan bersujud kepada Sang Pencipta yang dicintainya.

Fajar berikutnya, ketika jamaah subuh mendapati Pak Salim masih dalam posisi sujudnya, mereka tahu bahwa Allah telah memilih cara terindah untuk memanggil hamba-Nya untuk pulang. Wajahnya yang tersenyum dalam sujud menjadi kesaksian akan indahnya pertemuan dengan Sang Kekasih.

Kabar kepergian Pak Salim menyebar dengan cepat ke seluruh penjuru desa. Langit pagi itu ikut pula berduka, meneteskan gerimis halus yang membasahi bumi. Namun di antara kesedihan itu, ada kedamaian yang tersembunyi dibalik kata. Semua yang hadir di pemakaman Pak Salim dapat merasakan bahwa ini bukanlah akhir yang menyedihkan — ini adalah awal dari sebuah pertemuan yang telah lama dinantikan.

Pak Salim dimakamkan di samping pusara Aminah, sebagaimana wasiatnya. Di batu nisannya terukir sederhana: "Di sini berbaring seorang hamba yang menemukan cintanya dalam pengabdian, dan kembali pada-Nya dalam keadaan bersujud."

-Tamat-

Iqbal Muchtar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun