Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Detektif Pensiun

30 November 2023   08:08 Diperbarui: 30 November 2023   08:23 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiba-tiba pria itu menembakkan senjatanya ke arahku. Aku beruntung, karena tembakan itu meleset, pelurunya mengenai dinding gudang, tidak kusia-siakan kesempatan itu untuk balik menyerangnya, tembakanku berhasil mengenai lengannya. Pria itu berteriak kesakitan, dan ia reflek menjatuhkan senjatanya.

Melihat situasi itu, aku segera berlari ke arahnya, dan menangkapnya. Aku mengikat tangannya dengan tali yang kubawa dari mobil van, mengambil ponsel di dalam saku lalu menelpon polisi untuk memberitahu mereka tentang lokasi dan kondisi yang terjadi di tempat perkara. Aku juga memberitahu mereka tentang mahkota Napoleon.

Aku menunggu di samping pria yang masih merintih kesakitan itu. Aku melihat ke arah mahkota, lalu aku berpikir, apa yang akan terjadi dengan mahkota itu? Apakah polisi akan mengembalikannya ke museum, atau ke keluarga pria itu? Apakah ia akan menjadi saksi sejarah, atau malah menjadi sumber konflik bagi sejarah?

Aku tidak tahu jawabannya, yang aku tahu, aku baru saja menyelesaikan kasus yang paling menarik dan menegangkan dalam hidupku.

Sejujurnya aku merasa puas untuk saat ini. Mungkin aku belum benar-benar pensiun sebagai detektif. Mungkin masih ada banyak petualangan yang menunggu untuk aku jelajahi. Mungkin masih ada banyak kasus-kasus aneh dan misterius di Eropa yang sedang menantiku. Mungkin aku masih bisa melakukan itu semua dengan penuh semangat dan tantangan.

Aku pikir, mungkin aku harus mencoba sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang belum pernah aku coba sebelumnya.

Aku masih menggenggam mahkota itu, "Hei, bagaimana rasanya jadi penjahat?"

-Tamat-

Iqbal Muchtar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun