Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Detektif Pensiun

30 November 2023   08:08 Diperbarui: 30 November 2023   08:23 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar oleh Omar Luis dari pexel.com

Aku tak mampu menahan rasa penasaranku, dengan sigap aku mengikuti pria itu dengan mobil vanku. Aku berusaha mengendarai van dengan jarak yang wajar, tidak terlalu dekat, agar ia tidak curiga, aku mengikutinya sampai ke sebuah gudang tua di pinggiran kota, yang tampaknya gudang itu sudah tidak terpakai, lalu aku melihatnya masuk ke dalam gudang.

Setelah memarkirkan mobil van, aku langsung bergegas menuju gudang itu.

Aku berusaha berhati-hati untuk tidak membuat suara, lalu aku mencoba untuk membuka pintu gudang itu, betapa terkejutnya aku ketika menemukan bahwa pintu itu tidak terkunci. Aku berpikir, mungkin pria itu sudah menunggu di dalam dengan pistolnya, atau mungkin ia sudah pergi dengan barang curiannya melalui pintu belakang gudang ini. Entahlah, aku harus memastikan semuanya, lalu kuputuskan untuk masuk ke dalam gudang yang gelap itu, aku membawa senter kecil yang sudah kusiapkan sejak turun dari van tadi.

Aku sangat terkejut ketika melihat isi di dalam gudang itu. Aku melihat banyak sekali barang-barang antik, seperti patung, lukisan, dan juga perhiasan. Aku juga melihat tas ransel pria itu tergeletak di lantai, di dalamnya ada sebuah mahkota emas yang berkilau. Perlahan aku mendekati tas ransel itu, dan aku melihat ada sebuah label di mahkota itu. Di label itu tertulis:

"Mahkota Napoleon Bonaparte, milik Museum Louvre, Paris."

Ini gila, aku baru saja menemukan salah satu barang seni yang paling berharga di dunia, yang hilang sejak beberapa tahun yang lalu. Apakah mungkin pria itu yang mencurinya dari museum yang sangat terkenal dan terjaga sangat ketat? apa yang ia rencanakan dengan mahkota itu?

Aku tidak sempat berpikir lebih jauh, karena tiba-tiba aku mendengar suara langkah kaki di belakangku. Aku berbalik, dan aku melihat pria itu sudah berdiri di depan pintu gudang, dengan senjata di tangannya. Ia menatapku dengan tatapan marah.

"Siapa kamu? Apa yang kamu lakukan di sini?" bentaknya. Aku berusaha untuk tetap tenang meskipun aku panik.

"Saya detektif, saya tahu apa yang kamu curi. Kamu harus menyerahkan mahkota itu, dan menyerahkan dirimu ke polisi. Jika tidak, aku akan menembakmu."

"Detektif? Jangan bercanda. Kamu pasti salah satu dari mereka, yang ingin mengambil mahkota ini dari saya. Kamu tidak tahu apa-apa tentang mahkota ini, dan apa artinya makhkota ini bagi saya. Kamu tidak tahu kan? mahkota itu adalah warisan keluarga saya, yang dicuri oleh Napoleon dari nenek moyang saya. Saya sudah mencari mahkota ini seumur hidup, saya tidak akan biarkan siapa pun mengambilnya dari saya."

Aku benar-benar terkejut mendengar pengakuan pria itu, apakah ia benar-benar keturunan dari salah satu raja Eropa yang pernah berkuasa sebelum Napoleon? Apakah ia benar-benar memiliki hak atas mahkota itu? Atau ia gila, atau hanya terobsesi saja?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun