Penampilan kau pun sama seperti film-film asing itu, entah apa yang kau pakai, mungkin menurut kau itu cantik, seksi, menawan. Wajah kau pun mirip seperti Joker, bibir merah, pipi putih, sama seperti badut di pasar malam.
"Bang," panggil Ijon, teman satu kos. "Datang lagi itu pacar abang."
"Kau suruh saja dia pulang," balasku.
"Tak mau pergi dia bang, dia mau tunggu sampai Magrib katanya."
Seperti itu terus kelakuan kau, entah sampai kapan.
***
HUJAN, sudah dua hari ini pohon manggis di belakang kampus Samsul di tebang dahan-dahannya, karena hujan angin, sehingga pihak kampus memutuskan untuk memotong beberapa dahan, hal itu menyebabkan berada di bawahnya tidak lagi menyejukkan.
Samsul terpaksa mencari tempat baru agar ia bisa duduk dibawahnya lalu menulis. Beruntung pula dia karena Millah tidak akan bisa menemuinya di tempat baru itu nanti.
Setelah berjalan mencari-cari tempat yang tepat di sekeliling kampus, akhirnya Samsul menemukan satu tempat yang menurutnya tempat yang cocok untuk dirinya.
Sebuah warung kopi, ia pun baru tahu ternyata ada warung kopi di belakang kampusnya, ia memang bukan penjelajah, yang ia tahu hanya kata-kata saja.
"Kopi cie," pintanya ketika ia masuk kedalam warung itu. Samsul langsung menghempaskan tubuhnya ke sebuah bangku rotan di meja paling belakang di warung itu.