Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Tiga Pengemis Tua

18 November 2023   08:08 Diperbarui: 22 November 2023   00:01 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup di Jakarta memang harus benar-benar sabar, "Woi, bikin macet aja," teriak seorang pengendara motor dengan penuh emosi.

Radit tepat tenang mengendarai mobilnya pelan, ia memberikan lampu seinnya ke arah kanan, karena ia ingin menjemput Nayla, setiap akhir pekan memang begitu jalanan di Jakarta, para pengendara motor seperti orang yang sedang kesurupan ketika menjelang Magrib.

"Terima kasih, Pak," ucap Radit sambil memberikan uang Rp.2.000 pada pak Ogah yang membantunya memutar balik menuju kantor Nayla. Ia segera parkir lalu menelepon Nayla.

"Nay, aku udah di depan nih," kata Radit dari balik telepon genggamnya.

"Oke," balasnya. Selang beberapa menit terlihat Nayla jalan bergegas menghampiri mobil Radit yang sedang terpakir.

"Sayang," ucap Radit ketika Nayla membuka pintu depan.

"Beb," balasnya, ia segera masuk kedalam mobil, meminta tangan Radit diciumnya punggung tangan itu lalu ia mencium kening Radit, Radit pun melakukan hal yang sama, begitulah aktifitas keseharian mereka sebelum berangkat atau pulang kerja.

"Makan di luar apa masak aja di rumah?" tanya Radit.

"Pulang aja deh, aku capek banget seharian ini," pinta Nayla.

Radit segera keluar dari gedung kantornya Nayla melesat menuju rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun