Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Aku Hanya Akan Menikah dengan Gadis Indonesia Saja

23 Oktober 2023   08:08 Diperbarui: 23 Oktober 2023   08:31 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diedit menggunakan Canva

Aku merasa lega dan senang mendengar pujiannya. Aku berkata, "Terima kasih banyak, Madame Claire. Saya sangat senang Anda menyukai hidangan-hidangan saya. Saya mencoba untuk membuat hidangan Prancis dengan sentuhan Indonesia, karena saya berasal dari sana."

Dia mengangguk. "Saya bisa merasakan perpaduan budaya dan cita rasa yang menarik dari hidangan Anda. Saya sangat suka bagaimana Anda menggunakan rempah-rempah dari Indonesia untuk memberikan rasa yang berbeda juga unik. Saya juga suka bagaimana Anda menggunakan kecap manis dengan gula merah untuk membuat saus yang lezat. Anda adalah seorang chef yang kreatif juga berbakat."

Aku merasa tersanjung dan malu mendengar pujiannya. "Terima kasih sekali lagi, Madame Claire. Saya sangat menghargai ulasan Anda. Saya harap Anda akan datang lagi ke restoran kami."

"Saya pasti akan datang lagi, Monsieur Rizal. Saya ingin mencoba hidangan-hidangan yang lain dari tangan Anda. Saya juga ingin mengenal Anda lebih dekat, jika Anda tidak keberatan," ucapnya sambil mengibaskan rambut disamping telinganya.

Aku merasa kaget sakaligus senang mendengarnya. Aku tidak menyangka bahwa dia tertarik padaku. "Tentu saja saya tidak keberatan, Madame Claire. Saya juga ingin mengenal Anda lebih dekat," ujarku gugup.

"Ini nomor telepon saya, Monsieur Rizal. Silakan hubungi saya kapan saja. Saya akan menunggu panggilan Anda." Ia memberikan kartu namanya.

Aku mengambil kertas itu, dan menyimpannya di saku bajuku. "Terima kasih banyak, Madame Claire. Saya akan menghubungi Anda secepatnya. Sampai jumpa lagi."

Dia bangkit dari kursinya, berjalan menuju pintu keluar. Dia melambaikan tangannya padaku. "Au revoir, Monsieur Rizal. A bientt."

Aku melambaikan tanganku balik. "Selamat tinggal, Madame Claire. Sampai bertemu lagi."

Aku menatapnya sampai dia hilang dari pandanganku. Aku merasakan sesuatu yang aneh di dalam dadaku. Aku merasakan sesuatu yang hangat dengan sentuhan manis, seperti saus karamel yang aku buat untuknya.

Aku tersenyum sendiri, lalu berpikir, "Mungkin ini adalah awal dari sebuah cerita cinta antara aku dan dia. Sebuah cerita cinta yang penuh dengan perbedaan budaya, bahasa, juga cita rasa. Tapi juga penuh dengan kesamaan dalam cinta dan masakan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun