Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Nada Staccato di Antara Bintang

1 September 2023   10:00 Diperbarui: 1 September 2023   10:01 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 gambar oleh Clem Onojeghuo dari pexel.com

Nada Staccato di Antara Bintang"

Musik selalu menjadi aliran kehidupanku. Pagi itu, aku duduk di balkon apartemenku, menikmati cahaya matahari yang perlahan menerangi kota. Aku menggenggam biola kesayanganku dengan penuh kasih sayang. Biola ini adalah teman setia yang selalu menyertai aku dalam setiap fase hidupku.

Setelah menikmati sarapan pagi, aku berjalan menuju kelas musikku. Aku adalah seorang mahasiswi jurusan musik di sebuah perguruan tinggi bergengsi di kota besar ini. Aku sedang mempersiapkan untuk tampil dalam sebuah konser solo pertamaku di teater kampus. Meskipun aku telah banyak tampil di depan orang banyak, konser ini terasa berbeda -- ini adalah momen di mana aku bisa mengekspresikan diri sepenuhnya melalui alunan musikku.

Di kelas, Profesor Darius memberi tahu kami tentang tugas akhir yang akan kami presentasikan di hadapan juri dalam beberapa minggu yang akan datang. Ini adalah kesempatan besar untuk memamerkan dan menunjukan bakat kami di depan para ahli dan pekerja seni. Perasaanku campur aduk antara gugup dan antusias, tetapi aku tahu bahwa aku harus fokus dan mempersiapkan diriku sebaik mungkin.

Setelah kelas berakhir, aku mengasah kemampuan bermain biola di studio musik. Lagu-lagu yang aku pilih adalah karya-karya yang penuh dengan emosi dan cerita. Aku ingin audiens merasakan setiap catatan dan juga mendalami setiap nuansa yang aku ciptakan melalui gesekan senar biolaku. Latihan berlangsung berjam-jam, tetapi setiap detik yang aku habiskan di studio merupakan sebuah investasi untuk membangun performa terbaikku.

***

Beberapa minggu berlalu dengan cepat, dan sekarang saatnya untuk konser. Teater kampus telah dipenuhi oleh orang-orang yang ingin menyaksikan penampilan kami.

Aku merasakan getaran yang kuat dari para penonton di balik tirai panggung. Dengan tangan bergetar, aku mencoba mengambil napas dalam-dalam untuk menenangkan diri.

"Sudah siap, Lia?" tanya Lisa, teman sekelasku yang juga tampil malam ini.

Aku mengangguk, meskipun ada kegelisahan di dalam hatiku. "Aku tidak pernah siap Lisa."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun