Di taman kehidupan yang rimbun dan lebat,
Rintik-rintik kegelisahan turun dengan pelan,
Seperti embun pagi yang meresap ke dalam tanah,
Menghidupkan bunga-bunga pikiran yang kian mekar.
Dalam riuh rendah kota yang tak pernah tidur,
Ada cerita-cerita yang terlupa, yang terpinggir,
Suara-suara lemah terbawa arus hingar-bingar,
Kegelisahan hadir sebagai panggilan untuk dengar.
Namun jangan biarkan gelap menguasai terang,
Kegelisahan bukanlah senjata tak bertuan,
Tetapi cambuk untuk tindakan, untuk perubahan,
Mengajak kita bersama, membangun dunia lebih manusiawi.
Di setiap langkah, ada jejak harapan terhampar,
Bersama-sama, kita bisa memahami dan berbagi,
Menghapuskan batas-batas yang memisahkan,
Menggenggam masa depan yang lebih cerah bersama.
Jadi mari, dalam taman kehidupan yang luas,
Kita menjalin benang-benang kepedulian,
Mengubah rintik-rintik kegelisahan menjadi sungai,
Mengalirkan perubahan menuju hari esok yang lebih baik.
Dalam gemuruh taman, kita temukan suara,
Para pejuang keadilan yang teguh berdiri,
Bersama mereka, kita melangkah maju,
Menerangi dunia dengan api keberanian dan cita.
Paso, 24 Agustus 23
Iqbal Muchtar
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI