Hari itu, angin malam berhembus pelan dan sangat lembut, membawa harum bunga melati dari taman dekat jendela kamarku. Aku duduk di tepi kolam renang di taman belakang rumah, menatap langit yang dipenuhi bintang-bintang. Ini adalah salah satu momen yang tak pernah akan hilang dari ingatanku.
Sambil menghela nafas dalam-dalam, aku merenung tentang segala hal yang terjadi dalam hidupku. Tiba-tiba, aku mendengar langkah kaki lembut mendekat. Aku menoleh dan tersenyum ketika aku melihat dia, Nala, wanita yang telah mengisi pikiranku dalam beberapa bulan terakhir.
"Hey," sapaku sambil menepuk kursi kosong di sebelahku.
Dia tersenyum lembut dan duduk di sampingku. "Malam yang indah, bukan?"
Aku mengangguk setuju, "Benar. Tapi lebih indah lagi karena kamu ada di sini."
Dia terkekeh dan memukul ringan lengan baju jaketku, "Pantas saja kamu bisa meluluhkan hati banyak orang dengan kata-kata manismu."
Kami duduk berdampingan, menikmati kedamaian malam itu. Suasana menjadi semakin hangat dengan kehadirannya. Kami berbicara tentang segala hal, dari impian-impian yang ingin kuraih, rahasia yang tersembunyi hingga kenangan-kenangan kami di masa kecil.
"Aku masih ingat waktu pertama kali kita bertemu di kafe itu," ucapku sambil tersenyum.
Nala juga tersenyum, "Tentu saja. Aku merasa kamu begitu kikuk saat memesan kopi, hampir saja kamu bilang 'nasi goreng' alih-alih 'latte'."
Kami berdua tertawa keras mendengar cerita itu. Suara tawa kami berbaur dengan suara air kolam yang mengalir, menciptakan simfoni yang indah di bawah langit malam.