Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Penulis yang Sedang Belajar

18 Agustus 2023   22:39 Diperbarui: 18 Agustus 2023   22:47 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Betul sekali teman. Aku ingin menemukan perubahan dalam diriku seiring dengan setiap cerita yang aku ciptakan." Jawabku.

"Itu adalah cara yang luar biasa untuk berkembang. Menulis bukan hanya tentang membuat cerita, tetapi juga tentang menggali potensi dalam diri kita." Ia menimpali kalimatku.

"Aku percaya dan sangat yakin sekali bahwa melalui perjalanan ini, setiap tulisanku adalah langkah yang membawaku lebih dekat pada citra penulis yang ingin saya wujudkan." Aku membagikan mimpiku kepada temanku.

"Dan setiap langkah itu pasti membawa kamu lebih dekat pada impianmu. Menginspirasi dan memengaruhi pembaca dengan kekuatan kata-kata memang suatu hal yang hebat." Temanku menimpali lagi.

"Terima kasih teman. Sekarang aku menyadari bahwa di balik setiap draf yang belum sempurna, ada potensi yang tak terbatas untuk tumbuh dan berkembang." Kataku dengan penuh semangat.

"Kamu memiliki pandangan yang sangat optimis. Teruslah mengejar impianmu dan terus berkembang sebagai penulis yang luar biasa!" Teriak temanku.

"Akan saya lakukan. Terima kasih atas dukungannya!" Balasku.

"Tidak perlu berterima kasih. Aku yakin kamu akan mencapai banyak hal yang luar biasa melalui tulisan-tulisanmu. Selamat menulis!" Temanku memberikanku semangat.

"Tunggu... Kamu siapa?" Tanyaku kini kebingungan setelah percakapan panjang.

"Aku adalah dirimu." Balasnya.

"Aku..." menunjuk diriku yang sedang berdiri didepan cermin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun