“ngak pak… langsung nulis aja” ia terlihat malu.
“kamu juga jangan terlalu kritis terhadap diri sendiri, Jika kamu merasa menulis itu sulit, jangan biarkan kritik terhadap diri sendiri menghambat kreativitas kamu. Biarkan saja kata-kata yang ada di pikiranmu mengalir terlebih dahulu, ingatlah selalu ada kesempatan untuk mengedit dan memperbaiki setelahnya”
“saya sering nih pak, mengkritik diri saya sendiri, ketika saya lagi gak kreatif” sahutnya.
“nah, selanjutnya cari umpan balik atau feedback, mintalah pendapat dari teman, keluarga, guru atau sesama penulis tentang tulisan kamu, umpan balik atau feedback yang konstruktif dapat membantu kamu melihat sudut pandang yang baru dan dapat meningkatkan kualitas tulisan kamu”
“sepertinya kalau saran agak sulit pak”
“kenapa?”
“saya gak punya temen yang suka baca” jawabnya sambil tertawa.
“hahaha…” akupun ikut tertawa.
“tadikan saya bilang kualitas ya, kamu harus mengejar kualitas, bukan kesempurnaan, Ingatlah bahwa menulis adalah proses yang terus berkembang, tidak perlu sempurna pada percobaan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya, yang penting adalah menciptakan kualitas dan terus belajar dari pengalaman kamu menulis”
“pak nanti kalau tulisan saya sudah jadi, saya mau bapak menilai ya” pintanya.
“iya… pasti saya akan berikan penilaian, selanjutnya kenali pembaca dari tulisanmu itu, pertimbangkan siapa target pembaca dari tulisan kamu dan sesuaikan gaya dan bahasa kamu dengan audiens tersebut”