Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Aria dan Batu Ajaib

3 Agustus 2023   10:00 Diperbarui: 8 Agustus 2023   00:08 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar cerpen Aria dan Batu Ajaibnya, foto oleh Pille Kirsi/pexels.com

Pada suatu pagi di sebuah desa kecil yang damai, hiduplah seorang anak yatim piatu bernama Aria. Aria tinggal bersama kakeknya, Pak Agung, yang merupakan seorang tukang kayu yang sangat terampil dan sangat bijaksana. Meskipun mereka hidup sederhana, Aria selalu bahagia karena kasih sayang dan kearifan kakeknya.

Kehidupan Aria di desa kecil itu berjalan dengan penuh kebahagiaan dan kedamaian. Setiap pagi, Aria selalu bangun dengan senyuman ceria karena mengetahui hari itu akan penuh petualangan dan keajaiban. Meskipun dia kehilangan orang tua sejak bayi, kakeknya, Pak Agung, selalu menjadi sosok yang melimpahkan kasih sayang dan perhatian yang melimpah padanya.

Aria selalu tertarik pada kisah-kisah petualangan yang sering didongengkan oleh Pak Agung di bawah pohon rindang di halaman belakang rumah mereka. Cerita-cerita tentang pangeran dan putri, naga besar, dan kerajaan jauh, cerita-cerita itu selalu mengisi hati Aria. Namun, ada satu cerita yang paling disukainya, yaitu cerita tentang Batu Ajaib Pengabul Keinginan.

Dalam cerita tersebut, terdapat sebuah batu ajaib yang tersembunyi di dalam hutan yang subur dan penuh dengan keajaiban. Siapa pun yang menemukan batu itu dan mengusapnya dengan hati yang tulus, akan diberikan satu keinginan yang akan terwujud. Meskipun semua penduduk desa percaya pada cerita itu, tidak ada yang pernah menemukan batu ajaib itu, dan begitu juga Pak Agung.

Suatu hari, ketika musim semi tiba, Aria merasa ingin membantu kakeknya dengan cara yang berbeda. Dia berkeinginan menjadi penjelajah dan menemukan batu ajaib tersebut, sehingga dia bisa mengabulkan keinginan kakeknya untuk hidup lebih nyaman. Tanpa memberitahu siapa pun, Aria berangkat ke hutan dengan hati yang penuh semangat.

Aria merasa semakin tertantang oleh perjalanan yang sulit ini. Meskipun dia belum menemukan petunjuk tentang batu ajaib, dia tetap bersemangat dan yakin bahwa kesabaran dan ketekunan akan membuahkan hasil. Dia terus berjalan, menembus hutan yang misterius, mendaki gunung, dan menjelajahi lembah yang belum pernah dijamah manusia.

Hari-hari berlalu, dan Aria menghadapi berbagai rintangan dan bahaya di hutan yang belum pernah dia kunjungi sebelumnya. Dia bertemu dengan makhluk-makhluk ajaib dan mengatasi berbagai ujian. Tapi, setelah beberapa minggu berlalu, dia tidak menemukan petunjuk tentang keberadaan batu ajaib itu.

Ketika Aria hampir kehilangan harapan, dia bertemu dengan seorang wanita tua yang bijaksana, bernama Nenek Suri. Nenek Suri adalah seorang penyihir yang tinggal di hutan dan tahu tentang batu ajaib itu. Dia mengajari Aria tentang pentingnya kesabaran, keberanian, dan ketekunan dalam mencapai tujuannya.

Nenek Suri mengatakan bahwa batu ajaib itu hanya bisa ditemukan oleh orang yang tulus hatinya dan memiliki keinginan yang baik untuk orang lain. Dia mengingatkan Aria bahwa keinginan egois dan niat buruk tidak akan pernah mengungkapkan batu itu.

Dorongan dan juga kebijaksanaan dari Nenek Suri memotivasi Aria untuk terus maju dan berusaha dengan sebaik-baiknya. Dia mulai membantu makhluk-makhluk hutan yang membutuhkan bantuan, memberikan makanan pada burung-burung yang lapar, dan menemani binatang yang kesepian. Ketulusan hati dan kebaikannya menyebar seperti bunga mekar di hutan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun