Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Di Balik Tembok Biru

26 Juli 2023   10:00 Diperbarui: 26 Juli 2023   10:06 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar cerpen, foto oleh Fatma Gul dari pexel.com

Hari itu, aku bangun dengan perasaan yang tidak biasa. Sesuatu terasa berbeda, seolah ada sesuatu yang menanti di luar sana. Matahari pagi yang menyinari kamar membuatku bersemangat. Dengan hati yang berdebar, aku mengenakan pakaian favoritku dan keluar dari rumah.

Setelah melewati jalan-jalan yang ramai, aku berhenti di depan sebuah tembok besar berwarna biru tua. Entah kenapa, tembok itu menarik perhatianku. Aku melihat di sekitarnya, tak ada seorang pun yang tampak tertarik padanya. Aku memutuskan untuk mendekatinya.

Tembok biru itu terlihat usang, seakan telah berdiri selama berabad-abad. Tapi, ada yang membuatku benar-benar tertarik pada tembok biru itu, di ujung sana ada sebuah pintu kecil yang tersembunyi di balik semak-semak liar di sisi tembok. Pintu itu kecil, seperti pintu masuk ke dunia lain.

Tanpa ragu, aku membuka pintu itu dan masuk. Ternyata, di balik tembok biru ada sebuah taman rahasia yang sangat luar biasa. Bunga-bunga berwarna-warni menghiasi setiap sudutnya, aroma harum menguap di udara. Semak-semaknya menjulang tinggi, membentuk sebuah lorong-lorong misterius yang mengundangku untuk menjelajahi lebih jauh.

Saat aku berjalan menyusuri lorong-lorong itu, aku bertemu dengan seorang gadis kecil berambut pirang dengan mata cokelat yang cerah. Dia memegang secarik kertas dan sepertinya terkejut melihatku di sana.

"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanyanya dengan polos.

"A... aku menemukan pintu itu dan masuk," jawabku sedikit ragu. "Namaku Lexi, siapa namamu?" tanyaku.

"Gwen," katanya dengan senyuman. "Selamat datang di taman rahasia kami." Ia menyambutku dengan hangat, dipertemuan pertama kami.

Kami menjadi teman dengan cepat. Gwen adalah seorang penjaga taman rahasia itu, yang telah tinggal di sana sejak dia masih kecil. Dia memberitahuku bahwa taman itu memiliki keajaiban sendiri. Tanaman di sana bisa berbicara dan memberikan saran, dan aku bahkan bisa mengerti bahasa mereka.

Kami menghabiskan banyak waktu bersama, menjelajahi taman, berbicara dengan tanaman, dan menemukan keajaiban-keajaiban yang tersembunyi di dalamnya. Tetapi, ada satu rahasia besar yang belum pernah diungkapkan oleh Gwen, ada sebuah pintu yang berada di ujung taman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun