Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Teka-teki Sebuah Kejujuran

11 Juli 2023   08:00 Diperbarui: 11 Juli 2023   08:02 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by cottonbro studio: https://www.pexels.com/

"Lily... Lily... Tunggu" seseorang memanggilku. Aku yakin orang ini memanggilku karena ada sebuah misteri yang harus aku pecahkan.

"Lily... kamu harus memecahkan sebuah kasus" ucap seorang kepala polisi di desa ini.

"kasus apa" tanyaku.

"pencurian berlian" jawab kepala polisi itu. Aku adalah seorang detektif muda ternama yang terkenal dengan kemampuanku dalam memecahkan kasus yang sulit dilacak dan dipecahkan oleh kepolisian. Berita yang sedang ramai di desa ini, pencurian berlian dari rumah seorang penduduk kaya. Aku ditugaskan untuk menyelesaikan misteri ini dan mengembalikan berlian tersebut.

Aku mulai menyelidiki kasus ini dengan teliti. Aku berbicara dengan semua saksi yang ada dan memeriksa tempat kejadian perkara. Namun, semakin dalam aku selidiki, kasus ini semakin rumit. Tidak ada petunjuk yang jelas atau tersangka yang terlihat.

Saat aku sedang kebingungan, aku bertemu dengan seorang anak kecil yang bernama Benny, seorang anak yang jujur dan cerdas. Ia memberikan informasi bahwa dia melihat seorang pria misterius yang mengenakan topi fedora berjalan keluar dari rumah yang dirampok pada malam itu. Informasi ini memberikan petunjuk baru yang berharga bagiku.

Aku mengikuti petunjuk yang diberikan oleh Benny dan menemukan jejak sepatu yang sesuai dengan deskripsi yang diberikan oleh anak itu. Jejak sepatu itu mengarah ke sebuah pondok tersembunyi di tengah hutan. Ketika aku tiba di pondok tersebut, aku bertemu dengan seorang pria yang tampak sangat gelisah ketika aku interogasi.

"aku menemukan petunjuk dari kasus pencurian berlian di desa itu, petunjuk itu mengarahkanku ke pondok ini, sebaiknya kamu berkata jujur" tanyaku ketika aku menginterogasinya di pondok itu.

Pria itu mengakui perbuatannya, dia adalah pencuri berlian itu. Namun, dia memberikan alasan yang mengejutkan---dia melakukan pencurian itu karena dia sangat membutuhkan uang untuk membayar hutang pengobatan ayahnya yang sedang sekarat di rumah sakit. Aku terkesan dengan kejujuran pria itu, aku memutuskan untuk membantunya mencarikan solusi yang tepat.

Aku menyadari semua orang pernah melakukan kesalahan, kesempatan kedua itu pasti ada, aku harus mencari cara untuk menyelesaikan masalah ini dengan baik. Aku memiliki ide untuk mengumpulkan penduduk desa dan mengajukan proposal untuk mengumpulkan dana untuk membantu ayah pencuri berlian yang sedang membutuhkan uang untuk biaya perawatan. Penduduk desa, tergerak oleh niat baikku, mereka sepakat untuk memberikan bantuan dan juga orang kaya yang kehilangan berliannya itu.

Pencuri berlian itu kemudian menyerahkan berlian yang dicurinya. Aku merasa lega karena pria itu tidak lagi terjebak dalam tindakan kejahatan dan menyesali perbuatannya. Penduduk desa memberikan bantuan yang dibutuhkan kepada ayahnya dan bersedia memberikan kesempatan kedua kepada pria itu.

Melalui kasus ini aku belajar bahwa keputusan yang buruk dihasilkan dari situasi yang sulit. Kasus ini mengingatkanku akan pentingnya kejujuran dan kemampuan untuk memberikan kesempatan kedua kepada orang lain. Kejujuran dapat memperbaiki kesalahan dan membawa keadilan yang lebih baik dalam kehidupan bermasyarakat.

-TAMAT-

M.I

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun