Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Petuah Pokok Kayu

4 Juli 2023   08:27 Diperbarui: 6 Juli 2023   00:04 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah desa yang damai, hiduplah seorang anak laki-laki bernama Ethan. Ethan sangat suka bermain di hutan dekat rumahnya. Suatu hari, saat ia sedang menjelajahi hutan, ia menemukan sebuah pohon besar yang Nampak tidak seperti pohon-pohon disekitarnya, daun-daunnya berwarna-warni dan berkilauan seperti permata, Pohon besar itu seperti diselimuti oleh permadani yang halus dan akarnya yang besar terlihat seperti mengenakan sepatu.

Ethan mendekati pohon tersebut dan tiba-tiba sebuah suara terdengar dari pohon, "Hai, anak manusia. Apa yang membawamu ke sini?"

Ethan terkejut dan menjawab, "maafkan aku... aku tidak bermaksud menyakitimu" ia terlihat ketakutan "aakuu akan pergi meninggalkan mu" lanjut Ethan.

Pohon itu tertawa lembut, "Aku adalah Pohon Bijak. Aku bisa berbicara dan memberikan nasihat kepada mereka yang datang dengan hati yang baik."

"Bagaimana kamu bisa berbicara?" balas Ethan yang merasa heran, bingung yang diselimuti oleh rasa takut itu.

"karena kamu anak yang baik" jawab pohon itu.

Ethan merasa senang dan bertanya, "Apakah kamu memiliki nasihat yang ingin kamu berikan untukku, Pohon Bijak?"

Pohon Bijak tersenyum, "Tentu saja, anak muda. Mendengarkan nasihat itu penting dalam kehidupan kita. Jadi, duduklah di sampingku dan dengarkanlah."

Ethan duduk di bawah pohon itu dan mendengarkan dengan penuh perhatian.

Pohon Bijak mulai bercerita, "Dulu, di suatu kerajaan yang jauh, hiduplah seorang raja yang sangat kikir. Dia mengumpulkan harta benda dan tidak pernah mau berbagi dengan rakyatnya yang miskin. Rakyat hidup dalam kesulitan, dan kebahagiaan mereka terasa jauh."

Ethan bertanya, "Apa yang terjadi kemudian, Pohon Bijak?"

Pohon Bijak melanjutkan, "Suatu hari, seorang anak miskin bernama Lucas menemukan seonggok emas di dekat sungai. Lucas sangat senang, ini pengalaman pertama dalam hidupnya. Namun, setelah melihat penderitaan penduduk desa, dia memutuskan untuk berbagi emas itu dengan mereka."

Ethan tertarik, "Apakah Lucas menjadi lebih kaya setelah berbagi?"

Pohon Bijak tersenyum, "Kekayaan sejati tidak terletak pada banyaknya harta yang dimiliki, tetapi pada kebaikan hati dan kemampuan untuk berbagi. Ketika Lucas berbagi emasnya dengan para penduduk desa lainnya, mereka semua merasa bahagia dan saling mendukung satu sama lain. Mereka bekerja sama dan saling membantu, sehingga kehidupan mereka menjadi lebih baik."

Ethan menyimak dengan antusias, "Jadi, apa akhir dari cerita ini, Pohon Bijak?"

Pohon Bijak menjawab, "Ada sebuah pesan di dalam kisah ini anak muda" Pohon Bijak itu terdiam sejenak, menatap ke dalam sanubari Ethan.

"Kebaikan hati dan kepedulian terhadap orang lain adalah hal yang sangat berharga. Jika kita berbagi apa yang kita miliki, kita dapat menciptakan kebahagiaan dan keharmonisan di sekitar kita. Kekayaan sejati terletak pada cinta, kebaikan, dan persaudaraan." Sambung Pohon Bijak itu.

Ethan tersenyum, "Terima kasih, Pohon Bijak. Aku akan selalu mengingat kisah ini dan selalu berusaha menjadi lebih baik."

Ethan meninggalkan pohon itu dengan jiwa yang penuh dengan inspirasi. Dia memutuskan untuk berbagi kebahagiaan dan membantu orang lain sebanyak yang dia bisa.

Sejak saat itu, Ethan menjadi pemuda yang penuh perhatian dan selalu siap membantu orang lain. Dia berbagi makanan, berbagi cerita nasihat dengan anak-anak di desanya, dan mengulurkan tangannya bagi siapa saja yang membutuhkannya, ia terus konsisten dengan perilakunya hingga ia beranjak dewasa dan menikah dengan seorang gadis desa yang cantik jelita.

Hidup Ethan menjadi lebih berarti dan bahagia. Dia menyadari bahwa kebaikan hati dan kepedulian kepada sesama adalah hal yang membuat dunia menjadi tempat yang lebih indah.

Dan di hutan itu, Pohon Bijak tetap memberikan nasihat dan pesan tersirat kepada mereka yang datang dengan hati yang baik, Pohon Bijak itu membantu mengubah dunia menjadi tempat yang lebih baik untuk generasi selanjutnya. Namun ia akan menjadi serigala buas yang siap melahap para manusia yang datang dengan hati yang busuk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun