"hooaaammm"
aku masih lelah, mataku masih ingin terpejam namun kulihat jam di dinding kamar kosan ku sudah pukul 2 siang, sudah saatnya aku bersiap-siap menjalankan aktifitas keseharian ku.
satu jam kupersiapkan diriku untuk melakukan aktifitasku di sore hari ini, malam ini aku akan bertemu mas Angga, dia langganan ku, kami selalu bertemu setiap malam jumat, di sudut jalan itu mas Angga akan menjemput ku.
Mas Angga sering bercerita tentang karirnya, pekerjaannya dan bahkan kisah pernikahannya yang sudah berjalan dua puluh tahun.
"teng"
suara dari telepon genggam ku, sepertinya ada sms, apakah dari mas Angga.
"hei wanita kotor"
ketika ku buka sms itu, dan langsung saja aku blokir nomor itu, sudah ratusan nomor ku blokir, aku pun heran dengan wanita-wanita bersih itu, kalian seharusnya berterima kasih kepada ku, aku menjaga laki-laki kalian.
bukankah laki-laki itu seperti kucing, ketika kau lempar ikan asin, dia hanya akan mencium, menjilat lalu ditinggalkannya, seharusnya kalian berikan ikan goreng, ayam bakar bahkan rendang, niscaya dia akan selalu berada di rumah mu, dia tidak akan pergi ke pintu tetangga untuk mencuri ayam goreng.
"heh wanita murahan"
sms berikutnya dengan nomor yang berbeda.
aku bingung dengan kalian, aku sedang bersedekah.
bersedekah kasih sayang.
-TAMAT-
Mochamad Iqbal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H