Ilustrasi/kompasiana(Shutterstock/chaos)
Mendekap dingin minggu pagi kini
Mengayun diri kembali pergi
Di rantau tengah jawa
Belajar berdiri tanpa sanggahan kata
Ketika saatnya mengantri hari
Gemuruh hebat menyambar tepi
Bukan ini yang hendak di cari
Karena sepi masih lelap menemani
**
Di pinggir ricuh hebat pagi ini
Sosok elok indah berdiri
Rambutnya merah laiknya segar darah
Menakluk dunia menjadi pasrah
Tiada kawan di dekat sisi nyatanya
Karena si kusir pergi tanpa bertanya apa-apa
Darimana kira asalnya sang putri
Mana mungkin anak raja dari sini
**
Kilaunya mengganti matahari pagi ini
Lekaslah mari masuk kemari
Tiada sabar judi pagi ingin tertambat
Sial ada si muda bodoh yang memperlambat
Imaji mengoyak dalamnya diri
Pikir nyata mengunyah pahitnya duri
Bisakah kursi kereta pagi ini
Mengizinkan kita berdua bersama pergi
#sebelumnya dimuat di husbandrynews.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H