PENERAPAN FUNGSI PENDAPATAN NASIONAL DALAM EKONOMI
Oleh :
Iqbal Maulana, Yosi Nofiyana
Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Pamulang Serang
Email : baleibam395@gmail.com, yosinofiyana8@gmail.com
ABSTRAK
Dalam konteks perekonomian, pendapatan nasional diartikan sebagai penjumlahan seluruh pendapatan yang diperoleh warga negara selama kurun waktu tertentu. Ukuran ini mencakup pendapatan dari industri, pertanian, jasa dan kegiatan ekonomi lainnya. Memahami pendapatan nasional penting karena memberikan gambaran keseluruhan tentang kesehatan dan dinamisme perekonomian suatu negara. Tujuan artikel ini adalah untuk memahami fungsi pendapatan nasional dalam perekonomian. Penerapan fungsi pendapatan nasional memberikan dasar penting untuk merancang kebijakan ekonomi yang efektif. Pemahaman pemerintah mengenai sumber, distribusi, dan pertumbuhan pendapatan nasional memungkinkan mereka mengambil keputusan strategis yang akan meningkatkan kesejahteraan warga negara dan mendorong pembangunan ekonomi.
ABSTRACT
In the context of the economy, national income is defined as the sum of all income earned by citizens over a certain period of time. This measure includes income from industry, agriculture, services and other economic activities. Understanding national income is important because it gives an overall picture of the health and dynamism of a country's economy. The purpose of this article is to understand the function of national income in the economy. The application of the national income function provides an important basis for designing effective economic policies. Governments' understanding of the sources, distribution, and growth of national income enables them to make strategic decisions that will improve citizens' well-being and promote economic development.
PENDAPATAN NASIONAL ( DISPOSIBLE )
Pendapatan nasional pada hakikatnya merupakan penjumlahan pendapatan seluruh sektor suatu negara, baik sektor rumah tangga, sektor dunia usaha, maupun sektor publik. Pendapatan disposabel adalah pendapatan nasional yang sebenarnya dapat dibelanjakan oleh masyarakat, namun tidak termasuk pendapatan pemerintah seperti pajak, cukai, dan lain-lain. Jika Yd mewakili jumlah pendapatan yang dapat dibelanjakan, Tx mewakili jumlah pajak yang dipungut pemerintah, dan Tr mewakili jumlah pembayaran transfer pemerintah, maka secara matematis nilai tersebut dapat dituliskan sebagai berikut: Yd = Y - Tx + TrÂ
Dimana:Â
- Tx adalah pajak (variabel yang mengurangi pendapatan disposabel).
 - Tr adalah variabel yang meningkatkan pendapatan disposabel, karena Tr merupakan transfer yang merupakan pembayaran khusus dari pemerintah kepada masyarakat dan bersifat pembayaran tambahan atau subsidi. Misalnya saja berupa tunjangan pensiun, tunjangan hari raya, dan bonus.Ini hanyalah transfer uang dari pemerintah kepada masyarakat dan bukan merupakan imbalan langsung atas pelayanan yang diberikan masyarakat kepada pemerintah pada tahun yang berjalan.
Catatan:Â
Sebenarnya, bukan pendapatan nasional (Y) yang menjadi variabel independen dalam persamaan fungsi konsumsi dan tabungan, melainkan pendapatan disposabel (Yd).
 C= f(Y) = Co + cYÂ
S= g(Y) = So + sY
 Y= C + S
 Jadi, persamaan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan sebenarnya adalah:Â
C= f( Yd ) = Co + cYdÂ
S=g(Yd) = So+ sYdÂ
Yd= C + S
a. Fungsi Pajak
Ada dua jenis pajak yang dikenakan pemerintah terhadap warga negaranya.Yang pertama adalah pajak yang sesuai dengan sejumlah uang tertentu dan tidak berhubungan dengan pendapatan (T= To). Yang kedua adalah pajak yang keputusannya terikat pada tingkat pendapatan, besarannya merupakan persentase dari nilai pendapatan tertentu (TtY).
Jumlah pajak negara yang dipungut adalah:
T= To + tY
Dimana :
To = Pajak Otonom
T = Proporsi Pajak terhadap pendapatan
b. Fungsi Investasi
Permintaan investasi adalah fungsi dari suku bunga. Permintaan ini berbanding terbalik dengan tingkat suku bunga. Artinya, kenaikan suku bunga akan menyebabkan penurunan investasi. Jika investasi dilambangkan dengan (I) dan tingkat bunga dilambangkan dengan (1), maka fungsi permintaan investasi dapat dituliskan sebagai berikut :
1 = f(i) = lo -- p i
Dimana:
Io = Investasi Otomon,
i = Tingkat bunga,
p = Proporsi i terhadap lo
c. Fungsi Import
Import (M) suatu negara merupakan fungsi dari pendapatan nasional dan cenderung berkorelasi positif. Semakin tinggi pendapatan nasional suatu negara maka semakin tinggi pula nilai impornya. Hubungan antara import dengan pendapatan nasional dapat dirumuskan sebagai berikut: M = Mo + mY
Dimana:
Mo = Import Otonom,
m = MPI (Marginal Propensity to Import) =Â
Pendapatan nasional adalah jumlah nilai seluruh produk (barang dan jasa) yang dihasilkan suatu negara selama jangka waktu tertentu. Penghitungan pendapatan nasional dapat dilakukan dengan menggunakan tiga jenis pendekatan, yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran. Dari segi pengeluaran, pendapatan nasional merupakan penjumlahan pengeluaran rumah tangga, sektor usaha, sektor publik, dan sektor eksternal.
a. Pengeluaran sektor rumah tangga tercermin pada konsumsi masyarakat (C),
b. Pengeluaran di sektor entitas komersial mengarah pada investasi (1),
c. Pengeluaran sektor pemerintah dicerminkan oleh (G).
d.Pengeluaran perdagangan dengan luar negeri tercermin dari selisih ekspor dan impor negara yang bersangkutan (X-M)Â
Jadi, persamaan matematis pendapatan nasional menurut pendekatan pengeluaran (model perekonomian terbuka) adalah:
 Y= C + 1 + G + ( X -- M )
Kesimpulan
Penerapan fungsi pendapatan nasional memberikan dasar penting untuk merancang kebijakan ekonomi yang efektif. Dengan memahami sumber, distribusi dan pertumbuhan pendapatan nasional, pemerintah dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mencapai tujuan pembangunan ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
Badrudin, R. & Algifari, 2003, Matematika Bisnis, Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta.
Dumairy, 2010. Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi, BPFE, Yogyakarta.
Danang Sunyoto, Matematika Ekonomi, Ardana, Yogyakarta, 2007.
Kalangi, JB. 2005, Matematika Ekonomi dan Bisnis, Jilid 1. Cetakan kelima, Jakarta: Salemba Empat.
Silaen, S.. 2011. Matematika untuk Bisnis dan Ekonomi, Jakarta: Mitra Wacana Media.
Supranto. J. Matematika untuk Bisnis dan Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta, 2002.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H