Orang bajo percaya bahwa roh-roh menjaga setiap bagian ekosistem di pesisir dan laut . Roh-roh tertentu menjaga mangrove, terumbu karang, padang lamun, dan bahkan laut. Mereka percaya bahwa roh-roh akan menunjukkan kemurkaannya jika kompinen ekosisitem tersebut diganggu. Oleh karena itu, orang Bajo sangat  berhati-hati  dalam memanfaatkan sumber daya laut sehingga tidak mengganggu  ekosistem  di  pesisir  maupun di perairan laut tersebut(Obie, 2016).
Masyarakat Bajo memiliki pengetahuan lokal tentang gejala alam karena mereka dekat dengan laut dan pesisir. Di tengah kerusakan atmosfer bumi, mereka masih menggunakan gejala alam dan tanda-tanda atmosfer saat melaut. Keahlian mereka dalam membaca angin, gelombang, dan perilaku hewan laut tidak hanya menjadi bagian dari tradisi, tetapi juga menjadi penuntun mereka untuk menjaga kelangsungan hidup di tengah tantangan lingkungan yang semakin kompleks.
Mereka bukan hanya mengandalkan teknologi modern, tetapi juga menggali kearifan yang diwariskan turun-temurun, menjadikan pengetahuan lokal ini sebagai pedoman dalam menjaga keselamatan dan keberlanjutan kehidupan mereka. Melalui pengamatan cermat terhadap tanda-tanda alam, seperti pola awan, perubahan arah angin, dan pergerakan ikan, Masyarakat Bajo mampu mengantisipasi cuaca buruk dan memaksimalkan hasil laut mereka. Dalam dunia yang semakin terpengaruh oleh perubahan iklim global, kearifan lokal ini menjadi semakin penting sebagai sumber daya yang tidak ternilai dalam menghadapi ketidakpastian alam.
Kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat Bajo bukan hanya sebuah warisan budaya, tetapi juga sebuah bentuk adaptasi yang sangat relevan dengan tantangan zaman. Kemampuan mereka untuk hidup harmonis dengan laut, memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana, serta menjaga kelestarian ekosistem pesisir menjadi contoh nyata bagaimana tradisi dan pengetahuan lokal dapat berperan penting dalam upaya pelestarian lingkungan.
Referensi :
- Hasrawaty, E., Anas, P., Hari, S., Sekolah, W., Perikanan, T., Aup Nomor, J., Minggu, P., & Selatan, J. (2017). Peran Kearifan Lokal Suku Bajo dalam Mendukung Pengelolaan Kawasan Konservasi di Kabupaten Wakatobi [The Role Of Bajonese Local Wisdom in Supporting The Management Conservation Area on Wakatobi Regency]. Jurnal Penyuluhan Perikanan Dan Kelautan, 11(1), 25--34.
- Muhammad Agus Umar. (2019). Budaya Migrasi Dan Kearifan Lokal Masyarakat Suku Bajo Dalam Mengelola Sumber Daya Alam Yang Berkelanjutan. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 5(1), 116--124.
- Popayato, K., Pohuwato, K., Gorontalo, P., Rubama, F., Hasan, I., Limonu, R., Lihawa, F., & Sune, N. (2024). Kondisi Sosial Dan Adaptasi Masyarakat Suku Bajo Terhadap Bencana Di Desa. 3(1), 10--16.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H