Mohon tunggu...
Iqbal Lombok
Iqbal Lombok Mohon Tunggu... Sales - Berusaha memberi manfaat bagi peradaban

Selalu berusaha menganalisa masalah dengan menggunakan otak kanan. Juga mengelola Blog pribadi, aspirasiinspirasi@blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Housekeeping Partikelir

14 Maret 2020   11:17 Diperbarui: 14 Maret 2020   11:49 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Salam Kompasiana

Pekan silam saya pulang kampong ke Jember, Jawa Timur, ini menjadi semacam mudik lebaran untuk saya, karena biasanya saya tidak pulang kampong pas momen Hari Raya Iedul Fithri. So momen pulkam ini saya manfaatkan untuk bersilaturrahmi ke keluarga dari pihakk Bapak dan pihak Ibu, serta bersilaturrahmi dengan teman sepermainan, teman sekolah serta yang utama adalah pergi ziarah makam orang tua.

Ada yang menarik dari salah satu momen silaturahmi keluarga tahun ini, yakni saat saya berbincang santai dengan Pak Lik Rikno, beliau terhitung sebagai sepupu almarhumah Ibu.

Lik Rek -- begitu saya biasa menyapanya -dulu sekolahnya hanya sampai Sekolah Dasar di desa kami sekitar tahun 80-an, selepas SD beliau mulai bekerja serabutan, mulai dari pekerja bangunan, pekerja sawah, penjual rokok dan bensin eceran, serta banyak kerja serabutan lainnya, hingga akhirnya beberapa tahun belakangan beliau menekuni satu bidang pekerjaan sebagai Housekeeper ( saya menyebutnya sebagai pebisnis Housekeeping Partikelir ), beliau spesialis Housekeeper Kos kos an di seputaran kampus Universitas Jember.

Beliau bercerita bahwa, awalnya sekitar 5 tahun silam salah seorang tetangga yang juga memiliki rumah di dekat kampus menyuruhnya untuk membersihkan rumahnya tersebut, sepekan dua kali, dengan upah 50 ribu dibayarkan sebulan sekali. Beliau terima ketentuan tersebut dan beliau kerjakan sepenuh hati. Pekerjaannya adalah mengepel, membersihkan kamar mandi serta membersihkan dan menata halaman, semua pekerjaan itu beliau tuntaskan dalam setengah hari. Selesai dari rumah tersebut beliau langsung pulang.

Hingga pada suatu hari, seorang pemilik kos di samping rumah tersebut mencegatnya, kemudian menawarkan pekerjaan membersihkan rumah kosnya. Saat ditanya berapa ongkosnya, Pak Lik Rek menjawab dengan diplomatis " nanti saja ibu tentukan sendiri ongkosnya setelah saya selesai kerjakan rumah kos nya ini ". Dan ternyata Ibu pemilik kos tersebut puas dengan pekerjaan Lik Rek.

Ingat, salah satu metode pemasaran yang paling efektif khususnya untuk usaha jasa  adalah "Gethuk Tular" atau cerita dari mulut ke mulut atau mungkin bahasa kerennya adalah rekomendasi berantai. Dan beliau sudah merasakan nya

Jika awalnya Pak Lik Rek hanya menangani satu rumah pribadi ( bukan kos kosan ) yang itupun sepekan dua kali, maka saat ini berkat gethuk tular tadi, beliau sudah memiliki pelanggan hingga puluhan rumah kos, bahkan beliau sampai menolak beberapa unit rumah kos lainnya. Saat ini beliau biasa menangani housekeeping 2-3 unit rumah setiap harinya, dengan system bergilir tiap sepekan sekali, ada yang dua pekan sekali. Sehingga secara pendapatan rata rata setiap bulannya sudah sangat memadai.

So, dari bincang santai dengan beliau, saya memetik 3 pelajaran penting :

Pertama, saya belajar tentang pentingnya Superior Service , dalam bekerja Lik Rek selalu menekankan dalam alam bawah sadarnya untuk bekerja sebaik mungkin, agar pelanggan puas. Sehingga secara sukarela para pelanggannya akan merekomendasikan beliau kepada pemilik kos yang lain.

Kedua, saya belajar tentang pentingnya Reputasi Baik, dalam menjalankan profesinya Lik Rek juga mengutamakan kejujuran serta apa adanya, sehingga beliau memiliki rekam jejak yang bagus di kalangan pemilik kos dan penghuni kos, sehingga mereka merasa aman dan nyaman bekerjasama dengan beliau.

Ketiga, saya belajar tentang Selalu Belajar, untuk semakin menancapkan eksistensinya di bdang housekeeping, pak Lik Rikno tak henti untuk belajar bagaimana caranya agar para pelangan tetap memakai jasanya, belakangan ini beliau belajar tentang bagaimana membuat & menata taman dengan biaya yang sangat kompetitif namun member impact yang luar biasa bagi penampilan rumah kos pelanggannya. Beliau juga cukup menguasai cara memasarkan kamr kos kepada para mahasiswa.

Namun tak ada gading yang tak retak, beliau juga memiliki kelemahan, yaitu beliau mengerjakannya semua sendirian, beliau belum bisa membentuk tim kerja dan nampaknya beliau sudah enjoy dengan keadaan seperti ini. Padahal jika bisa membentuk tim kerja dengan dilengkapi manajerial yang mumpuni, bisajadi usaha beliau bisa makin berkembang lagi.

Demikianlah sejumput oleh oleh dari pulang kampong kemaren, semoga bermanfaat

 

Wassalaam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun