Mohon tunggu...
IQBAL KHOLIDI
IQBAL KHOLIDI Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fenomena Mahasiswa Masa Kini

7 Desember 2018   22:22 Diperbarui: 7 Desember 2018   22:27 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meyandang predikat sebagai mahasiswa adalah dambaan bagi setiap orang. Berbagai macam hal yang membuat predikat ini menjadi rebutan dan incaran bagi kebanyakan orang  yang suka mementingkan kenikmatan dunia, di antaranya memuaskan dahaga akan ilmu atau ingin meningkatkan status social ekonomi di masa yang akan datang, tapi tidak heran juga ada yang hanya sekedar untuk gengsi.

Saat pertama kali menginjakan kaki di sebuah sekolah tinggi, yang terlintas dalam benak mahasiswa adalah bagaimana agar dapat kuliah dengan baik dam mampu memperoleh nilai IPK  yang bagus. Mewujudkan cita-cita yang sejak awal dibawa dari kampung halaman seterusnya mendapatkan pekerjaan yang baik dan mampu menjamin masa depan. Gambaran asli kampus yang sesungguhnya masih buram sehingga mahasiswa masih dilema dalam menentukan teman sepergaulan beserta style yang harus di ikuti,kegiatan apa yang dilakoni dan organisasi mana yang akan di jadikan tempat berkiprah.

Jika berbicara style dalam hal berpakaian mahasiswa sepertinya sudah banyak yang melenceng dari aturan kampus. Bagi mahasiswa dianjurkan untuk mengenakan kaos berkerah bukan kaos oblong, akan tetapi realitasnya berbeda dengan aturan yang ada. Kebanyakan mahasiswa mengenakan kaos oblong ,sandal jempit di lingkungan kampus dan saat mengikuti proses perkuliahan. Padahal pakaian merupakan cerminan pribadi seseorang.

Mahasiswa yang dianggap sebagai makhluk tertinggi di negeri ini sepertinya tidak mampu mentaati aturan yang dibuat oleh kampus. Mahasiswa yang di anggap malaikat oleh masyarakat awam ternyata hanyalah pembangkang yang selalu melanggar aturan kampus dan bersifat apatis dengan aturan yang ada. Bahkan yang lebih parahnya lagi ketika ditegur mereka selalu membela diri dan merasa dirinya selalu benar.

Mahasiswa yang mengaku dirinya masyarakat akademika yang akan menyandang gelar sarjana tetapi etika yang dimiliki sepertinya sangat jauh dari masyarakat akademika. Yang menjadi pertanyaan untuk kita semua, apakah mereka sadar dengan apa yang mereka lakukan? Mungkin mereka sadar dengan perbuatanya, jika mereka sadar, lalu mengapa mereka masih tetap melanggar aturan yang ada? Pemikiran yang datang dari barat seperti paham kebebasan (liberalisme), mau tak mau harus di konsumsi oleh berbagai kalangan termasuk mahasiswa sebagai bagian dari target propaganda pemikiran tersebut. Yang kemudian memaksa mahasiswa untuk berpaham machiaveli (menghalalkan segala cara) salah satunya menghalalan dirinya untuk melanggar aturan kampus. Membenarkan yang salah dan menyalahkan yang benar.

Hidup dianggap syurga, kuliah di anggap rekreasi dan melupakan alam yang kekal,bergelimang dalam kesesatan, terperangkap dalam dosa dan mengejar kenikmatan sesaat. Alhasil, banyak mahasiswa yang terperangkap oleh kehidupan pragmatis di tengah-tengah kehidupan kampus yang nyaris merampas seluruh waktu, tenaga dan lebi-lebih masuk kelas yang harus tepat waktu. Memburu dead-line tugas-tugas membosankan dari dosen obrolan sia-sia dengan teman se-gank, belum lagi ditambah masalah pribadi dan keluarga.

Kehidupan kampus yang merupakan salah satu bagian dari proses kehidupan, ternyata mampu memberikan gambaran masa depan setiap personal yang terlibat di dalamnya. Ini bisa dilihat dari out put yang telah tercover menjadi sarjana. Jalan hidup yang dipilihnya rata-rata hanyalah melanjutkan aktivitas yang dibiasakannya ketika di bangku perkuliahan.

Oleh karena itu hendaklah mahasiswa sedini mungkin pandai-pandai mendeteksi eksistensi berbagai pengaruh yang setiap saat menyerang pemikirannya. Yang tentu saja pemikiran itu akan mempengaruhi pola kehidupannya, sekarang, dan nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun