Mohon tunggu...
Iqbal Al Imani
Iqbal Al Imani Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

SAYA ADALAH MAHASISWA UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR, FAKULTAS AGAMA ISLAM, PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Analisis Pengaruh Tayangan Film Hollywood Terhadap Perilaku Masyarakat Berdasarkan Teori Komunikasi Jarum Hipodermik

18 Januari 2025   01:00 Diperbarui: 18 Januari 2025   15:05 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : www.latimes.com

Teori peluru atau jarum hipodermik mengasumsikan bahwa media memiliki kekuatan yang sangat perkasa dan komunikan dianggap pasif atau tidak tahu apa-apa. Teori ini mengasumsikan bahwa seorang komunikator dapat menembakkan peluru komunikasi yang begitu ajaib kepada khalayak yang tidak berdaya (pasif).

Pada umumnya khalayak dianggap hanya sekumpulan orang yang homogen dan mudah dipengaruhi. Sehingga, pesan-pesan yang disampaikan pada mereka akan selalu diterima. Fenomena tersebut melahirkan teori ilmu komunikasi yang dikenal dengan teori jarum suntik (Hypodermic Needle Theory). Teori ini menganggap media massa memiliki kemampuan penuh dalam mempengaruhi seseorang. Media massa sangat perkasa dengan efek yang langsung pada masyarakat. Khalayak dianggap pasif terhadap pesan media yang disampaikan. Teori ini dikenal juga dengan teori peluru, bila komunikator dalam hal ini media massa menembakan peluru yakni pesan kepada khalayak, dengan mudah khalayak menerima pesan yang disampaikan media. Teori ini makin powerfull ketika siaran radio Orson Welles (1938) menyiarkan tentang invansi makhluk dari planet mars menyebabkan ribuan orang di Amerika Serikat panik.

Teori ini berkembang di sekitar tahun 1930 hingga 1940an. Teori ini mengasumsikan bahwa komunikator yakni media massa digambarkan lebih pintar dan juga lebih segalanya dari audience. Teori ini memiliki banyak istilah lain. Biasa kita sebut Hypodermic needle (teori jarum suntik), Bullet Theory (teori peluru) transmition belt theory (teori sabuk transmisi). Dari beberapa istilah lain dari teori ini dapat kita tarik satu makna, yakni penyampaian pesannya hanya satu arah dan juga mempunyai efek yang sangat kuat terhadap komunikan.

Teori Peluru ini merupakan konsep awal efek komunikasi massa yang oleh para pakar komunikasi tahun 1970-an dinamakan pula Hypodermic Needle Theory (Teori Jarum Hipodermik). Teori ini ditampilkan tahun 1950-an setelah peristiwa penyiaran kaleidoskop stasiun radio siaran CBS di Amerika berjudul The Invansion from Mars (Effendy, 1993: 264-265). Istilah model hypodermic needle timbul pada periode ketika komunikasi massa digunakan secara meluas, baik di Eropa maupun di Amerika Serikat, yaitu sekitar 1930-an dan mencapai puncaknya menjelang Perang Dunia II. Pada periode ini kehadiran media massa baik media cetak maupun media elektronik mendatangkan perubahan-perubahan besar di berbagai masyarakat yang terjangkau oleh allpowerfull media massa. Penggunaan media massa secara luas untuk keperluan komunikasi melahirkan gejala-gejala mass society. Individuindividu tampak seperti distandarisasikan, diotomatisasikan dan kurang keterikatannya di dalam hubungannya antarpribadi (interpersonal relations). Terpaan media massa (mass media exposure) tampak di dalam kecenderungan adanya homogenitas cara-cara berpakaian, pola-pola pembicaraan, nilai-nilai baru yang timbul sebagai akibat terpaan media massa, serta timbulnya produksi masa yang cenderung menunjukan suatu kebudayaan masa.Pengaruh media sebagai hypodermic injection (jarum suntik) didukung oleh munculnya kekuatan propaganda Perang Dunia I dan Perang Dunia II.

  • Hasil Tinjauan Tinjauan Pengaruh Film Hollywood terhadap perubahan perilaku Masyarakat 

       Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, keberadaan bioskop dan film telah mempercepat penetrasi budaya Barat ke dalam masyarakat global. Sejak tahun 1950-1963, film Hollywood telah menjadi salah satu media yang mendorong perubahan gaya hidup masyarakat. Film dipandang cukup efektif dalam menyebarkan nilai-nilai budaya karena film dapat menjangkau jutaan orang, menyuguhkan narasi, dan menciptakan pengalaman visual yang mendalam. Dengan demikian, film Hollywood tidak hanya berfungsi sebagai hiburan semata, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial yang memberikan pandangan baru terhadap gaya hidup masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana perkembangan film Hollywood dan bentuk perubahan gaya hidup masyarakat yang muncul akibat menonton film Hollywood.

       Sejak di perkenalkannya bioskop pertama kali di Indonesia, film-film Hollywood menjadi daya Tarik yang tak terbantahkan bagi Masyarakat Indonesia. Kemajuan teknologi dan aksebilitas terhadap film-film tersebut telah mengakibatkan meningkatnya konsumsi film Hollywood di Indonesia.

      Salah satu dampak positif dari masuknya film-film Hollywood adalah peningkatan kualitas produksi dan standar sinematografi di industri perfilman Indonesia. Dengan adanya persaingan dari film-film Hollywood yang memiliki anggaran produksi yang besar, industri perfilman Indonesia terdorong untuk meningkatkan kualitas film-filmnya. Banyak sineas Indonesia yang belajar dan terinspirasi dari teknik-teknik sinematografi Hollywood dalam memproduksi film-film mereka. Sebagai hasilnya, kita dapat melihat peningkatan kualitas film-film Indonesia baik dari segi visual maupun naratif.

      Film Hollywood secara tidak langsung menjadi wahana bagi westernisasi budaya di Indonesia. Melalui film-filmnya, Hollywood memperkenalkan dan mempromosikan nilai-nilai, gaya hidup, dan norma-norma Barat kepada masyarakat Indonesia. Gambaran kehidupan yang dihadirkan dalam film-film Hollywood sering kali mencerminkan budaya dan gaya hidup Amerika Serikat. Misalnya, penampilan fisik yang dianggap ideal, seperti tubuh ramping dan wajah tertentu, menjadi standar kecantikan yang diikuti oleh banyak orang di Indonesia.

       Selain itu, film-film Hollywood juga mempengaruhi gaya berpakaian, musik, dan perilaku konsumsi di masyarakat Indonesia. Mode pakaian ala Hollywood, seperti jeans, t-shirt, dan sepatu sneakers, telah menjadi tren yang populer di kalangan remaja dan dewasa muda. Musik pop dan genre populer Barat juga telah mempengaruhi industri musik Indonesia, terutama dalam hal produksi musik pop komersial. Selain itu, perilaku konsumsi masyarakat Indonesia, seperti makanan cepat saji dan minuman bersoda, juga dipengaruhi oleh kehadiran film-film Hollywood yang seringkali mempromosikan gaya hidup yang cepat dan praktis.

       Film-film Hollywood juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap bahasa dan perilaku masyarakat Indonesia. Dominasi bahasa Inggris dalam film-film Hollywood menyebabkan meningkatnya minat belajar bahasa Inggris di kalangan masyarakat Indonesia. Ungkapan bahasa Inggris dan kata-kata slang dari film-film Hollywood telah menjadi percakapan sehari-hari di Indonesia, terutama di kalangan generasi muda. Selain itu, perilaku dan norma sosial yang digambarkan dalam film-film Hollywood, seperti individualisme, kencan kasual, dan konsumerisme, telah mempengaruhi masyarakat Indonesia, menantang nilai-nilai tradisional dan struktur sosial. Pergeseran perilaku ini mendapat reaksi beragam, karena beberapa orang melihatnya sebagai bentuk erosi budaya, sementara yang lain melihatnya sebagai evolusi alami dari masyarakat global.

  • Hubungan Pengaruh Film Hollywood Dengan Teori Komunikasi Jarum Hipodermik

Berdasarkan paparan materi di atas, penulis dapat mengetahui bahwasanya media massa sangat berperan besar terhadap perubahan perilaku Masyarakat. Dalam teori Jarum Hipodermik, yang menyatakan bahwasanya pesan dari media akan sampai langsung kepada Masyarakat tanpa adanya hambatan. Pesan-pesan yang di kemas melalui film dapat langsung berpengaruh bagi perilaku Masyarakat. Efek-efek tersebut sangat melekat kuat kepada Masyarakat. Oleh karena itu, Masyarakat dianggap sebagai suatu individu yang pasif, atau tidak tahu apa-apa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun