Mohon tunggu...
Iqbal Husni Fauzan
Iqbal Husni Fauzan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dipaksa, terpaksa, terbiasa.

Selanjutnya

Tutup

Book

Resensi Novel Salah Pilih

7 Mei 2023   11:32 Diperbarui: 7 Mei 2023   11:47 3768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Rumah Gadang (Sumber: kabarmedia.co)

Sehari dua hari telah berlalu, adat setelah menikah pun telah mereka lewati, dimana pihak laki-laki harus diam di kediaman istri selama dua minggu, kini Saniah telah dibawanya pula ke rumah gadang sesuai yang dihajatkan oleh Ibu Mariati. Dengan sangat gembira orang rumah menyambut pasangan pengantin baru itu, tetapi ada hal yang membuat Ibu Mariati beserta yang lain dirumah bersedih, ketika Saniah dijamukan dengan berbagai macam kue-kue, ia tak mengindahkan suasana itu melainkan langsung pergi saja ke kamarnya. Menurut Saniah duduk sejajar dengan orang yang bukan bangsawan adalah bukan adat yang baik baginya. Di rumah gadang itu siapapun boleh masuk tak memandang kasta serta harta mereka, semuanya duduk sama rata. Dari sini sudah terlihat jelas perbedaan adat yang jauh berbeda antara adat di rumah gadang dan adat di rumah berukir, yakni rumah Saniah tinggal bersama keluarga bangsawannya.

Setelah tahu bahwa kedua adat tersebut bertentangan akhirnya rumah tangga antara Asri dan Saniah tidak berlangsung baik, sering sekali mereka mempertikaikan perihal adat. Saniah yang tidak mau menurut akan perintah Asri padahal ia adalah suaminya, pun Asri tidak mau bertekuk lutut kepada istrinya yang seenaknya itu. Bahkan Asnah dipandang rendah di matanya karena ia bukan adik kandungnya Asri, melainkan hanyalah anak budak yang seharusnya mengikuti perintahnya. Seperti itulah siklus rumah tangga Asri yang tiada ujung. Air mata telah banyak jatuh di antara Asnah, Ibu Mariati, Asri, begitu juga Saniah lawannya. 

Menyaksikan selalu perselisihan antara Asri dan Saniah, ibunya merasa bersalah akan hal itu. Bukan rumah tangga yang seperti ini yang ia mau. Meskipun Asnah dan Asri selalu bersabar dan bijaksana dalam menghadapi perangai Saniah yang tidak baik itu, namun mereka hanya perlu bersabar lebih lama lagi agar Saniah bisa mendapat hidayah dari Allah SWT. Karena sudah banyak pula nasihat yang diberikan baik dari Asri, Ibu Mariati, begitu juga Asnah. Saniah sangat mirip sekali perangainya dengaan Rangkoyu Saleah, ibunya.

Memang niat Saniah menikah dengan Asri bukan atas dasar kecintaan, melainkan agar Asri takluk dan menuruti segala keinginannya. Namun hal itu tidak akan pernah terjadi dikarenakan Asri adalah orang yang bijaksana pula. Berbagai cara telah Saniah lakukan agar suaminya itu takluk akan dirinya.

Ibu Mariati telah merasa pada dirinya bahwa waktunya sudah tidak lama lagi, dan akan berpulang untuk selama-lamanya. Namun sebelum ia menghembuskan nafas terakhirnya ia berpesan kepada Asnah, Asri, dan Siti Maliah. 

Bahwa pernikahan Asri ini sama sekali tidak mendatangkan kebahagiaan dan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, alangkah baiknya jika Asri dan Asnah menikah, tentu itu akan membuat suasana rumah gadang menjadi lebih baik dari sebelum-sebelumnya. Selepas itu Ibu Mariati telah tiada dan kalimat terakhir yang ia ucapkan ialah kalimat "laa ilaha illallah Muhammadu Rasulullah..". Suasana sekampung itu pun mulai merasa kehilangan akan Ibu yang berbaik hati itu, terlebih bagi Asnah dan Asri.

Berlalu sudah duka cita keluarga tersebut, Asnah dilamar oleh seorang lelaki yang bernama Hasan Basri, kala itu ia telah kaya karena mendapat harta warisan kakaknya. Sehingga ia berani melamar Asnah, namun Asnah menolak akan lamaran itu karena ia telah berjanji pada dirinya bahwa ia tidak akan menikah.

Asri baru menyadari akan ternyata wanita yang ia cari selama ini bukannya Saniah melainkan Asnah yang sejak dahulu selalu bercengkrama dengannya sudah susah senang bersamanya, terlebih Asri lebih nyaman ketika ia bertukar cerita dengan Asnah, Ternyata selama ini ia telah buta akan ketulusan Asnah kepadanya, Asri menaruh rasa pula kepada Asnah bukan sebagai kakak kepada Adik melainkan rasa cinta kepada seorang kekasih. Tapi apalah daya ia telah menikah dengan wanita yang dipilihnya.

Asnah pergi dari rumah gadang itu bersama Ibu Maliah karena sudah tidak ada lagi yang membutuhkannya disana, terlebih Saniah sangat tidak suka kepadanya. Kini ia tinggal bersama Ibu Maliah di Bayun dengan sangat ramah tamah pula orang-orang yeng bertetangga dengannya disana. Lain dengan Asri yang kini selalu menyibukkan dirinya dengan pekerjaannya sebagai bentuk pelampiasan dari kesedihannya karena ditinggal oleh orang-orang yang sangat dicintainya. Kini rumah gadang itu menjadi sangat berbalik keadaan dibanding semasa ada Ibu Mariati dan Asnah disana.

Dari Negeri seberang sana Ibunda Saniah memintanya untuk datang ke rumah ukir, karena kandanya itu telah menikah di Padang dengan wanita yang tidak jelas asal usulnya tanpa seizin Rangkoyu Saleah, karena itu sudah menurunkan derajatnya. Padahal ayahnya Dt. Indomo serta Tuanku Laras mamaknya mengizinkannya untuk menikah dengan perempuan yang dipilihnya. Saniah tiba dengan pengutus yang diutus Ibunya dan segera berkemas untuk berangkat ke Padang menemui anak yang tak patuh itu. 

Suaminya Dt. Indomo melarang ia untuk pergi, namun karena kebengisannya ia pun bersama Saniah dan pengawalnya pergi begitu saja. Di tengah perjalanan entah memang sudah takdir atau balasan dari Allah SWT atas kelakuan ibu dan anak itu kepada orang yang tak bersalah sangat di luar batas. Sehingga didapatinya kecelakaan yang amat dahsyat, mobilnya terlempar jauh dari atas tebing ke sebuah danau sehingga tak terselamatkanlah ibu dan anak tersebut, kuasa Allah supir dan pengawal masih hidup bahkan pengawal tidak terluka sedikit pun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun