Idul Fitri atau yang sering disebut lebaran adalah hari raya besar keagamaan bagi seluruh umat muslim di dunia. Ada perasaan senang ketika menyambut datangnya hari lebaran karena semua dosa-dosa kita yang telah lalu insya Allah dihapuskan sehingga diri kita kembali suci. Namun ada perasaan yang sedih juga karena tak terasa selama sebulan Ramadhan tinggal dalam kehidupan kita, kini ia akan pergi meninggalkan kita.
Di Indonesia, lebaran bukan hanya sebagai hari raya keagamaan, namun sebagai ritual budaya juga. Pada hari lebaran, semua orang akan bergembira dan merayakannya bersama keluarga tercinta. Anggota keluarga yang jauh tinggalnya dan jarang bertemu, akan datang untuk bersilahturahmi. Itu adalah salah satu tradisi yang selalu dilakukan tiap tahunnya. Lalu saat lebaran pula, semua orang akan memakai pakaian dan barang-barang yang serba baru. Ini merupakan simbol bagi masyarakat bahwa lebaran ditandai dengan hal-hal yang serba baru karena pada dasarnya semua umat muslim akan kembali fitri/suci layaknya seorang bayi yang baru saja dilahirkan.
Salah satu ritual budaya yang identik juga dengan hari lebaran ialah berziarah ke kuburan. Kegiatan ini juga dilakukan sebelum datangnya bulan suci ramadhan. Masyarakat beranggapan bahwa ketika bulan Ramadhan datang, ruh-ruh anggota keluarganya akan kembali ke rumah mereka masing-masing. Hal ini membuat semua orang berbondong-bondong pergi ke kuburan untuk berziarah. Begitu pula saat lebaran, masyarakat percaya bahwa ruh-ruh yang tadinya datang ke rumah mereka kini kembali pulang ke alamnya bersamaan dengan kepergian bulan Ramadhan. Masyarakat sudah mengakar erat dengan ritual ziarah kuburan ini.
Kebanyakan dari masyarakat kurang mengetahui makna yang sebenarnya dari berziarah ke kuburan. Banyak hal-hal yang telah melenceng salah satunya, mereka menganggap bahwa berdoa di kuburan lebih utama dan lebih mudah diterima. Padahal berdoa dapat dilakukan dimana saja. Berdoa dapat dilakukan di rumah ataupun di masjid. Mudah untuk diterima atau tidaknya doa seseorang adalah urusan Allah SWT. Kemudian saat berdoa terkadang juga ada kesalahan. Seharusnya berziarah ke kuburan bertujuan untuk mendoakan si mayat. Namun beberapa malah sengaja berziarah untuk mendoakan diri sendiri dengan cara berdoa ke mayat. Hal ini sangat berbahaya karena dapat mendatangkan kesyirikan.
Hal lain yang aneh saat berziarah ke kuburan ketika lebaran adalah pakaian para peziarah. Beberapa di antara mereka berpakaian tidak menutup aurat atau minimal mengenakan yang tidak sopan. Kebanyakan dari pakaian tersebut adalah pakaian baru yang sengaja mereka beli untuk dikenakan saat lebaran. Tradisi mengenakan pakaian baru saat lebaran di Indonesia sangatlah kuat. Akan tetapi sangat disayangkan apabila tradisi tersebut disalahgunakan seperti mengenakan pakaian pesta dan pakaian yang tidak menutup aurat untuk datang ke kuburan.
Moment berziarah ke kuburan banyak dimanfaatkan oleh para pedagang untuk membuka usaha. Sekitar kuburan didirikan lapak-lapak untuk berdagang. Barang-barang yang dijual pun bermacam-macam mulai dari kembang-kembang dan air kendi untuk kuburan hingga makanan dan minuman. Kuburan seketika berubah menjadi pasar. Terlebih, banyak pengemis yang berkeliling di dalam kuburan. Hal ini tentu akan mengurangi konsentrasi para peziarah saat akan berdoa. Kuburan merupakan tempat yang seharusnya tenang dan damai bukanlah tempat yang baik untuk berdagang.
Walau beragam keburukan yang terlihat, berziarah ke kuburan saat lebaran juga memiliki nilai positif. Dengan berziarah, secara tidak langsung telah mengingatkan diri akan arti kematian dan dunia akhirat nanti. Hal ini dapat membuat kita semakin dekat dengan Allah SWT. Lalu, dengan berziarah berarti telah mengamalkan sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah. Semoga kedepannya semua orang semakin menyadari apa makna berziarah ke kuburan yang sebenarnya dan dapat melakukannya sesuai dengan hukumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H