Mohon tunggu...
Iqbal Hafizhul Lisan
Iqbal Hafizhul Lisan Mohon Tunggu... -

Pelajar SMA Labschool Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Makna Kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia

18 Agustus 2014   06:09 Diperbarui: 4 April 2017   17:56 9016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia, negeri yang indah dan mempesona. Negeri yang kaya akan alam flora dan faunanya. Serta negeri yang berlimpah kebudayaannya dimana banyaknya suku bangsa yang berbeda dari Sabang sampai Merauke. Banyaknya suku bangsa membuat ciri khas dan budaya daerah tersebut berbeda dengan daerah lainnya. Meski begitu, hal tersebut tidak menyebabkan perpecahan. Toleransi dan rasa kebersamaan hidup berdampingan sehingga tak menimbulkan perpecahan. Banyaknya perbedaan bukanlah suatu masalah. Justru itu merupakan suatu anugrah yang harus diterima dan syukuri.

Rakyat Indonesia hidup rukun sejak dahulu terlebih ketika masa penjajahan, dimana penderitaan yang sangat dahsyat dirasakan oleh semua orang. Rasa senasib sepenanggungan itu pun menimbulkan persatuan. Tidak ada lagi yang membeda-bedakan suku maupun agama. Semua orang saling tolong-menolong dan bersatu melawan penjajah. Perjuangan dilakukan melalui jalur fisik dan kekuatan serta jalur diplomasi yang mengutamakan perdamaian. Itu semua dilakukan demi terbebasnya Indonesia dari genggaman imperialisme.

Para pahlawan tetap berjuang sepenuh hati walau jumlah mereka yang gugur tidak terhitung. Semangat mereka tidak pernah padam. Hanya satu kata yaitu merdeka yang selalu ada dalam hati dan pikiran mereka. Bahkan kematian tidak dapat menakuti mereka. Mereka pun terus berjuang hingga akhirnya kemerdekaan tiba tepatnya ketika proklamasi dibacakan pada tanggal 17 Agustus 1945. Seluruh orang merasakan kegembiraan yang tak tertahankan pada saat itu. Hari itu merupakan hari yang sangat berarti dan tidak akan terlupakan bagi seluruh bangsa Indonesia.

Tak terasa sudah enam puluh sembilan tahun lamanya, indonesia terbebas dari belenggu penjajahan. Indonesia menjadi negara yang merdeka sepenuhnya. Namun, tidak semua orang dapat memaknai apa arti proklamasi. Seperti para generasi muda yang hidup tanpa mengenal peperangan dan perjuangan untuk merebut kemerdekaan. Mereka kurang mengerti apa arti proklamasi dan tidak tahu apa yang harus diperbuat dalam mengisi kemerdekaan.

Hal itu ditunjukan dengan perilaku dan budaya mereka yang kebarat-baratan. Mall adalah tempatyang paling dikenal oleh mereka. Kehidupan mereka tidak dapat jauh-jauh dari mall, hampir setiap minggunya mereka pergi ke mall. Pergi ke mall telah menjadi kebutuhan hidup bagi mereka dan dapat membentuk pola hidup yang konsumtif. Lalu, banyak anak remaja khususnya perempuan mengenakan pakaian yang tidak menutup aurat. Mereka kurang menjunjung norma kesopanan dan lebih mementingkan penampilan serta popularitas.

Untuk memperingati dan mengisi kemerdekaan, hampir semua orang merayakan tujuh belasan. Tujuh belasan adalah kegiatan yang diperuntukan untuk seluruh anggota masyarakat dan di dalamnya terdiri dari bermacam-macam perlombaan seperti memakan kerupuk, panjat pinang, klereng, dan lain-lain. Acara ini bertujuan untuk merasakan bagaimana perjuangan para pahlawan melalui perlombaan. Tujuh belasan telah menjadi tradisi bagi masyarakat karena selalu diadakan setiap tahunnya .

Namun, lomba tujuh belasan merupakan acara yang kurang tepat dan perlu ditinjau ulang. tujuh belasan lebih bersifat kompetitif dengan lomba-lomba yang lebih mengedepankan perjuangan diri sendiri. lomba-lomba seperti balap karung, makan kerupuk, dan panjat pinang merupakan salah satu contoh simulasi perang. Lomba tersebut menggambarkan perjuangan Indonesia dahulu mulai dari negara dependen menjadi negara independen dengan adanya kemerdekaan. Akan tetapi, lomba seperti itu sudah tidak cocok untuk sekarang ini karena kurang memberi inspirasi. Justru bagi remaja yang kurang mengerti, mereka memaknai kemerdekaan sebagai ‘kekerasan’ sebagaimana para pahlawan yang berjuang dengan fisik melalui peperangan. Akibatnya, Banyak tawuran antar pelajar yang sering terjadi dan kasus kekerasan remaja lainnya.

Di usia kemerdekaan yang berumur enam puluh sembilan ini, sudah bukan waktunya bagi Indonesia untuk berperang atau dengan kekerasan. Lomba-lomba yang dilakukan seharusnya lebih bersifat kolaboratif dimana lebih mengedepankan kepentingan perjuangan bersama atau kerja sama. Seperti misalnya lomba mendesign logo HUT RI, lomba cerdas cermat, lomba debat mengenai permasalahan Indonesia, atau lomba mengkreasi masakan dengan tema HUT RI. Tentunya semua lomba tersebut dilakukan secara berkelompok. Ini sangat cocok bagi generasi muda karena dapat menginspirasi mereka. Selain itu juga dapat melatih diri mereka untuk dapat bekerja sama dengan siapa pun serta membentuk karakter yang lebih baik sehingga tidak ada lagi kasus kekerasan yang terjadi.

Sudah waktunya Indonesia untuk berubah dari negara independen menjadi negara yang interdependen. Indonesia harus mampu berperan dalam beragam penyelesaian dunia, sehingga tumbuh menjadi anggota masyarakat dunia yang disegani. Seperti contohnya, Bapak BJ Habibie, beliau sudah berkontribusi kepada dunia. Beliau telah berhasil menemukan teori crack progression yaitu sebuah teori mengenai titik rambat crack. Teori tersebut dapat memperhitungkan keretakan konstruksi pesawat, dengan begitu dapat membuat pesawat lebih aman karena bisa menghindari resiko pesawat jatuh. Lalu, beliau juga memiliki empat puluh enam hak paten di bidang aeronautika.

Selain BJ Habibie, ada salah satu tokoh inspiratif Indonesia lainnya. Beliau adalah Anies Baswedan. Beliau adalah rektor di Universitas Paramadina sekaligus rektor termuda di Indonesia. Beliau memiliki gerakan Indonesia Mengajar yaitu sebuah gerakan yang mengirim generasi muda terbaik bangsa ke berbagai daerah di Indonesia untuk mengabdi sebagai pengajar muda di Sekolah Dasar dan masyarakat selama satu tahun. Kegiatan tersebut bertujuan untuk berperan aktif mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai wujud upaya penegakan janji kemerdekaan.

Makna proklamasi dan mengisi kemerdekaan itu sendiri sekarang ini bukanlah mengenai perjuangan fisik, kekerasan, dan peperangan lagi. Akan tetapi dengan menjaga perdamaian dan menjadi generasi yang lebih baik dan berkarakter. Semoga Indonesia menjadi negeri yang semakin baik ke depannya dimana bukan hanya kekayaan alamnya saja yang dipandang dunia namun manusianya juga diakui dunia karena kemampuan dan karakternya yang hebat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun