Mohon tunggu...
Iqbal Firmansyah
Iqbal Firmansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya Penulis

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang, Program Studi Ekonomi Pembanguan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Biodesel Kelapa Sawit Atasi Pembangunan Ekonomi di Indonesia

12 November 2022   11:09 Diperbarui: 12 November 2022   11:22 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : data pribadi penulis

Saya Iqbal Firmansyah, dengan NIM 202010180311131, mahasiswa prodi Ekonomi Pembangunan, Fakultas ekonomi dan bisnis, Universitas Muhammadiyah Malang.

Artikel ini merupakan Tugas mata kuliah Ekonomi Pembangunan. Kami mengucapkan terimakasih banyak kepada Bu Dra. Arfida Boedirochminarni, M.S selaku dosen pengampu mata kuliah dan juga telah ikhlas membimbing kami selama ini.

 

Total Sumber daya alam yang terdapat di wilayah Asia Tenggara kebanyakan pada umunya merupakan hasil dari industri pertanian dan perkebunan. Hasil dari industri pertanian tersebut adalah padi, kelapa sawit, teh, kopi, tembakau, rempah-rempah, buah-buahan, dan lain sebagainya. Namun, di negara kawasan Asia Tenggara juga memiliki banyak kekayaan hasil dari pertanian. Hasil dari industri pertanian di negara Asia Tenggara adalah minyak dan gas bumi, batu bara, emas, perak, nikel, dan berbagai jenis logam lainnya. Hasil dari industri pertanian yang paling diminati dan menjanjikan di negara indonesia adalah minyak kelapa sawit. Nah, pada pembahasan artikel ini kita akan membahas lebih lanjut mengenai industri minyak kelapa sawit sebagai salah satu sumber daya di negara kita.

Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki sumberdaya alam yang melimpah baik dari segi pertanian dan perkebunan bahkan peternakan. Negara kita juga memiliki lahan yang luas untuk dijadikan lahan perkebunan contohnya kelapa sawit sebagai usaha yang menjanjikan dan memiliki nilai jual yang tinggi di Kawasan asia tenggara, nilai ekspor semakin tinggi maka pendapatan negara juga semakin meningkat sehinga perkembangan pembangunan ekonomi juga meningkat secara bertahap. Indonesia merupakan negara penghasil minyak sawit terbesar nomer 1 yang disusul oleh Malaysia dan Thailand.

Industri minyak sawit global merupakan sebuah bagian integral dari ekonomi global sekaligus berperan penting dalam perekonomian di kancah perdagangan internasional.

Selain itu Indonesia merupakan suatu negara penghasil industri minyak sawit eksportir Crude Palm Oil (CPO) terbesar nomor satu di dunia, sehingga selama ini negara kita terlibat aktif mendorong laju pertumbuhan ekonomi global untuk menguatkan rantai pasokan minyak berjenis nabati yang berkelanjutan untuk masa depan.

Industri minyak kelapa sawit negara kita yaitu memiliki luas area yang telah tersertifikasi ISPO mencapai 3,6 juta hektar di seluruh wilayah negara kita ini.

Selain itu minyak kelapa sawit berkelanjutan dari tahun 2019-2025, yang akan menjadi peta jalan bagi Pemerintah dan pendorong perekonomian rakyat, yang bertujuan untuk menyeimbangkan pembangunan sosial ekonomi dan pelestarian lingkungan di negara kita.

Kelapa sawit juga dapat berkontribusi dalam menopang pemulihan ekonomi. Tidak hanya pada aspek ekonomi, tetapi juga aspek sosial dan lingkungan masyarakat dengan cara regulasi yang telah diterapkan secara efektif dan sudah terarah kedepannya,

Biodesel Sebagai Peluang dan Potensi Besar Minyak Kelapa Sawit

 

Indonesia mampu memproduksi 41% dari total minyak nabati di dunia, dan komoditas kelapa sawit sendiri jauh lebih unggul dibandingkan komoditas pesaing minyak nabati lainnya karena memiliki hasil produksi lebih tinggi dengan menggunakan lahan yang lebih sedikit dibandingkan negara produksi sawit lainya.

Ditengah tantangan global pasca pandemic covid-19 kemarin, Pemerintah telah memandang tantangan tersebut sebagai peluang. Pada sektor energi, untuk menjaga daya beli masyarakat, Pemerintah juga berupaya menjaga ketersediaan energi tetap ada dengan harga yang terjangkau sehingga selama 3 (tiga) tahun program replanting kelapa sawit untuk menjaga cashflow agar masyarakat lebih sejahtera.

Pemerintah juga mengungkapkan bahwa negara kita berbeda dengan negara-negara lain pada tahun 2022--2024, negara di kawasan Asean diproyeksikan tidak akan mengalami resesi tetapi menikmati pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi atau booming economic disertai dengan tingkat inflasi yang relatif moderat tidak seperti biasanya.

Kondisi tersebut memungkinkan peningkatan konsumsi minyak sawit di kawasan ini melalui ekspansi domestik dan untuk substitusi bahan bakar fosil maupun petrokimia yang semakin mahal secara global. Karena kenaikan harga minyak mentah pada tahun 2022-2025 menyebabkan produk turunan seperti petrokimia menjadi semakin mahal harganya.

Oleh karena itu, Pemerintah memberikan sebuah upaya dan solusi sekaligus peluang emas substitusi bahan bakar fosil dengan biodiesel sawit, green fuel, dan petrokimia dengan oleokimia berbasis sawit merupakan strategi yang ampuh yang akan membuat industri sawit lebih eksis dan berkemajuan di tengah krisis industry minyak dunai. Dan pada tahun ini, Indonesia masih menerapkan B30. Dengan Harga Indeks Pasar (HIP) Biodiesel lebih rendah daripada HIP Solar pada sebelumnya.

Jadi untuk mengatasi kenaikan harga minyak goreng yang dipicu oleh kenaikan biaya produksi, Menko Airlangga mengatakan bahwa strategi dan peluang yang dapat diterapkan yakni dengan mengganti sebagian minyak goreng dengan minyak goreng merah (biodesel).

Indonesia memiliki prevalensi stunting yang tinggi dengan 7,5 juta anak di bawah 5 tahun (32%) mengalami stunting. Minyak Goreng Merah dapat menjadi solusi pemenuhan kebutuhan minyak goreng dalam negeri sebagai jenis minyak nabati baru berbasis pengolahan alami yang lebih bergizi sekaligus mengembangkan usaha kelapa sawit rakyat.

Dengan  adanya penemuan baru dan penelitian yang terus dilakukan, tanaman kelapa sawit dapat digunakan sebagai  bahan baku pengganti minyak solar dalam bentuk Biodiesel. Tanaman Kelapa Sawit  diindonesia harus dijadiakan sebagai bahan baku  biodiesel sebagai pengganti minyak solar. Karena kelapa sawit memiliki potensi yang digunakan untuk sumber energi  baru dan terbarukan yang  berkelanjutan  dan   bukan hanya digunakan sebagai bahan baku untuk membuat minyak goreng saja.

Dengan adanya Kebijakan dari pemerintah bahwa minyak kelapa sawit dapat dijadikan sebagai bahan baku biodiesel karena mampu sangat efektif memperbaiki atau memulihkan ketersediaan minyak mentah. Semakin banyak kelapa sawit digunakan semakin bertambah minyak metah yang ada diindonesia. Dan semoga kebijakan dan peluang yang digunakan negara kita terus dilakukan dan kelapa sawit dapat digunakan sebagai sumber energi terbarukan yang dijadikan sebagai bahan baku biodiesel di Indonesia untuk pembangunan ekonomi berkemajuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun