1. Hakikat Bahasa
Dari awal kajian kita sudah membahas bahwa objek kajian dalam linguistik adalah bahasa. Maka muncul pertanyaan dalam benak kita, apa sebenarnya hakikat bahasa itu?? Apakah bahasa hanya bersifat sebagai alat komunikasi atau bekerjasama atau mengekspresikan diri??
Mari kita lihat pada pemaparan tentang hakikat bahasa dari beberapa ahli bahasa berikut ini:
Chaer (2012-32-33) mengungkapkan bahwa seperti Sapir (1221:8), Badudu (1989:3), dan Keraf (1984:16) mengatakan bahwa bahasa itu adalah seperti yang dikemukakan Kridalaksana (1983, dan juga dalam Djoko Kentjono 1982): “Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri”. Dari pemaparan ini, sekiranya dapat saya simpulkan bahwa bahasa adalah suatu sistem
lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat tertentu untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri.
Dari sini dapat saya jelaskan bahwa bahasa dapat digunakan untuk bekerja sama dalam artian dengan bahasa kita dapat bekerja sama dengan orang lain.
Bahasa sebagai sarana untuk mengidentifikasikan diri dapat saya jelaskan bahwa dengan adanya bahasa, manusia dapat memahami dirinya sendiri. Misalnya, jika dia seseorang yang pembawaannya kalem, biasanya dia akan menggunakan bahasa yang sopan dan pelan dalam berbicara.
Sekilas kita sudah bisa memahami apa hakikat dari bahasa itu sendiri. Lalu muncul pertanyaan baru, apa lagi yang terkait dengan pengertian bahasa yang lain??
Masalah lain yang berkenaan dengan pengertian bahasa adalah bilamana sebuah tuturan disebut bahasa yang berbeda dengan bahasa lainnya dan bilamana hanya dianggap sebagai varian (ragam)dari suatu bahasa. Dua buah tuturan bisa disebut sebagai dua bahasa yang berbeda berdasarkan dua buah patokan, yaitu patokan linguistik dan patokan politis.
Secara linguistik dua buah tuturan dianggap sebagai dua buah bahasa yang berbeda, kalau anggota-anggota dari dua masyarakat tuturan itu tidak saling mengerti.
Sebagai contoh, dalam buku Abdul Chaer disebutkan bahwa seorang penduduk asli dari lereng Gunung Slamet Jawa Tengah tidak akan mengerti tuturan penduduk asli yang datang dari lereng Gunung Galunggung Jawa Barat, karena bahasa yang digunakan di lereng Gunung Slamet dan di lereng Gunung Galunggung sangat berbeda, baik kosa katanya maupun sistem fonologinya.
Secara politis, kita bisa lihat bahwa bahasa Indonesia dan bahasa Malaysia yang keduanya berasal dari bahasa yang sama, yaitu bahasa Melayu; dan juga jelas penutur bahasa Indonesia akan dengan mudah memahami bahasa Indonesia.
2. Fungsi Bahasa
Setelah kita membahas tentang apa itu bahasa dan juga hakikat bahasa itu sendiri, lalu muncul pertanyaan berikutnya. Apa sebenarnya fungsi dari bahasa itu sendiri??
Menurut Pateda (2011:11),dengan bahasa kita mengetahui apa yang terjadi di tempat lain, dan kita mengetahui apa yang terjadi pada masa lampau. Begitu juga dengan bahasa, orang dapat menyampaikan apa yang dirasanya kepada orang lain
Pada umumnya perbuatan bahasa dapat dibagi atas dua kegiatan:
• Berbicara dan mendengar
• Menulis dan membaca
Kalau dilihat fungsi komunikasi yang terpenting dari bahasa mengingat banyak sekali rakyat di seluruh dunia yang masih buta huruf.
Bahasa dapat digunakan untuk berhubungan dengan orang lain bisa digunakan untuk menanyakan. Sebagai contoh, pada saat pertama kali bertemu, kemudian ada seorang penutur yang mengatakan, “Hai, apa kabar?”. Ini adalah fungsi bahasa yang berfungsi untuk menanyakan sesuatu.
Bahasa dapat digunakan untuk menyatakan sesuatu. Dalam hubungannya dengan orang lain, kalimat pernyataan bisa digunakan untuk menyatakan sesuatu. Sebagai contoh, “Saya hari ini pergi ke Bandung”. Kalimat tersebut merupakan kalimat yang digunakan untuk mengungkapkan bahwa si pembicara sedang pergi ke Bandung pada hari tersebut.
Dalam hubungannya dengan orang lain, bahasa bisa berfungsi untuk mengharapkan. Kalimat pengharapan biasa digunakan untuk menunjukkan bahwa ada sesuatu yang diharapkan oleh pembicara kepada orang lain. Contoh, “Saya berharap kamu bisa datang ke acara pernikahan kami.” Dari kalimat yang diungkapkan seperti itu, dapat dilihat bahwa pembicara berharap agar lawan bicara mau datang ke acara pernikahan mereka.
Bahasa dapat digunakan untuk menyuruh orang lain. Biasanya bahasa seperti ini bisa kita jumpai pada saat kita meminta orang lain untuk melakukan sesuatu. Untuk menyuruh orang lain, biasanya menggunakan kalimat perintah. Contoh, “Bukakan pintu itu!”. Kalimat tersebut diujarkan dengan menggunakan kalimat perintah. Fungsi dari kalimat perintah tersebut adalah pembicara menyuruh orang lain untuk membukakan pintu untuk si pembicara. Untuk menyuruh orang lain, kita bisa juga menggunakan bahasa yang lebih halus dalam bentuk permintaan. Seperti pada kalimat berikut, “Bersediakah jika Engkau membukakan pintu untuk saya?”. Kalimat perintah dengan menggunakan kalimat tanya ini terkesan lebih halus dan bisa berfungsi untuk meminta orang lain untuk melakukan sesuatu.
Selain itu, dengan bahasa kita dapat mencatat apa yang telah terjadi dan kita dapat
pula menyatakan apa yang akan terjadi. Pendek kata dengan bahasa, kita dapat
mewariskan kebudayaan kita kepada orang setelah kita. Dengan demikian, kita dapat
berkata bahwa bahasa berfungsi sebagai alat kebudayaan. Misalnya, kebudayaan pada
masa lampau hanya dapat kita pelajari jika ada bukti tertulis atau bukti lisan dari orang-orang yang menjadi saksi atau pelaku sejarah. Bukti-bukti tersebut diujarkan atau
dituliskan dalam bentuk bahasa sehingga bahasa bisa dikatakan sebagai alat kebudayaan. Dewasa ini dengan majunya teknologi, kita dapat menyimpan suara-suara yang telah kita ucapkan dalam pita-pita kaset yang sewaktu-waktu dapat kita dengarkan kembali. Kita telah melihat orang dapat menggunakan bahasa meskipun mereka tidak berhadapan (telepon, interlokal, radio, dan sebagainya).
3. Isi Bahasa
Bahasa yang berwujud bunyi itu, apa saja isinya? Menurut G.A. Miller (1974: 8)
dalam Pateda (2011:6) bahasa yang berwujud bunyi berisi:
a. Phonological information, informasi yang bersifat fonologis, bunyi yang taat
makna.
b. Syntactic information, informasi yang dikemukakan dalam wujud kalimat.
Memang demikian keadaannya. Dalam kehidupan sehari-hari kita
mengeluarkan kalimat-kalimat.
c. Lexical information, informasi yang terdapat dalam setiap Ieksem.
d. Conceptual knowledge, konsep-konsep yang berupa pengetahuan.
e. Have some system of beliefs in order to evaluate what he hears, memiliki
sistem keyakinan untuk mengevaluasi apa yang kita dengar.
4. Sifat Bahasa
Chaer (2012:33-59) mengatakan bahwa hakikat bahasa pada umumnya tidak dapat dipisahkan dari sifat dan ciri bahasa itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H