Mohon tunggu...
M. Iqbal Fardian
M. Iqbal Fardian Mohon Tunggu... Ilmuwan - Life Time Learner

Penulis adalah seorang pendidik di sebuah sekolah swasta kecil di Glenmore, Banyuwangi. Seorang pembelajar yang tak pernah selesai untuk terus belajar. Saat ini penulis sedang menempuh Pendidikan di Program S3 Ilmu Ekonomi Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Babad Mangir dan Anyir Darah di Telatah Mataram

10 Januari 2019   18:18 Diperbarui: 6 Juli 2021   16:05 2424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Babad Mangir dan Anyir Darah di Telatah Mataram (unsplash/inaki del olmo)

Drama Mangir berawal dari keengganan Ki Ageng Mangir untuk tunduk kepada Panembahan Senopati. Kesaktian Ki Ageng Mangir nampaknya menjadi factor keengganan Senopati untuk melakukan konfrontasi secara langsung, namun Senopati mengirim rombongan pertunjukan wayang kudalang, disertai beberapa orang penabuh gamelan, dan puteri raja yang menyamar sebagai anak dalang. Tumenggung jayasupantara ditugaskan sebagai dalang dengan nama samara Ki Sandiguna.

Baca juga : Surat untuk Kesatria Hebat Pejuang Tumor di Kota Mataram! Lekaslah Sembuh Pahlawanku

Situs Watugilany yang diyakini sebagi bukti kebenaran Kisah tentang Ki Ageng Mangir
Situs Watugilany yang diyakini sebagi bukti kebenaran Kisah tentang Ki Ageng Mangir
Dalam babad Mangir dikisahkan bahwa Panembahan Senopati memerintah Pambayun untuk memikat Ki Ageng Mangir. Dengan pesona sang putri nampaknya tidak terlampau sulit bagi Pambayun untuk dapat menyentuh hati Ki Ageng Mangir, yang kemudian keduanya menikah. Dalam satu kesempatan Panembahan Senopati meminta pambayun untuk menghadapkan suaminya ke Mataram.

Setibanya di depan Istana Mataram, Ki Ageng Mangir dan istrinya disambut untuk dipersilahkan masuk kedalam istana. Mendekati tempat pertemuan pusaka Ki Ageng Mangir, pusaka Kyai Baru Klinting yang selalu dibawa Ki Ageng Mangir diminta untuk tidak dibawa disaat menghadap Panembahan Senopati. 

Dengan berat hati Ki Ageng Mangir melepaskan tombak saktinya tersebut. Kemudian Ki Ageng Mangir berserta istrinya memasuki istana Senopati untuk bersujud menghaturkan sembah sekalius mencium lutut sambil memegang kepala Ki Ageng Mangir Senopati menggeser lututnya yang kemudian membenturkan kepala Ki Ageng Mangir pada sebuah batu Gilang yang menjadi tempat duduk senopati. 

Akhirnya Ki Ageng Mangir meninggal seketika dan jenazahnya segera dibawa keluar lewat pintu belakang dan secara diam-diam dikuburkan di tempat rahasia yang telah dipersiapkan sebelumnya. Masyarakat Jogyakarta meyakini makam Ki Ageng Mangir berada di Desa Sorolaten Sidokarto Godean Sleman( iqbal fardian )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun