Kisah ini memang tidak pernah dicatat dalam dokumen tertulis Kraton yang dirangkum dalam Babad Tanah Jawi. Namun kisah penting dan dramatis ini tertuang dalam cerita tutur yang secara turun temurun diceritakan oleh masyarakat Jawa. Kisah ini memang menjadi semacam duri dalam perjalanan Panembahan Senopati dalam menghantarkan Mataram sebagai Negara berdaulat dan berkuasa penuh di tanah Jawa.
Salah satu langkah politik Panembahan Senopati setelah menjadi Raja Mataram adalah upaya untuk memperluas daerah kekuasaan Mataram. Daerah-daerah di sekitar Mataram satu persatu ditaklukkan. Beberapa wilayah seperti, Kedu, Begelen, Banyumas, Tegal, Banten, Pajajaran, telah ditaklukkan.Â
Namun ekspansi Mataram ke daerah daerah di sekitar Mataram masih menyisakan ganjalan dalam upaya mempersatukan daerah daerah di Pulau Jawa ke dalam kekuasaan Mataram.Â
Sebuah pedukuhan kecil yang terletak tidak terlampau jauh dari Mataram yaitu kawasan yang dikuasai oleh Keluarga Ki Ageng Mangir, masih enggan untuk tunduk kepada Mataram.Â
Baca juga : Pasar Tua Zaman Kerajaan Mataram yang Masih Eksis Beroperasi
Mendengar sesumbar Ki Ageng Mangir nampaknya Raja Mataram memilih untuk berkepala dingin meskipun amarahnya sudah tidak bisa dibendung lagi. Raja Mataram masih berhitung dengan kemampuan ilmu kanuragan Ki Ageng Mangir, ditambah lagi dengan kehebatan senjata pusaka Ki Ageng Mangir berupa tombak yang diberi nama Kiai Baruklinting.Â
Baca juga :Mataram Kuno: Kudeta Rake Warak dan Runtuhnya Kejayaan Dinasti Sailendra
Setelah menerima masukan dari para elit Mataram yang lain, nampaknya Panembahan Senopati lebih memilih menaklukkan Ki Ageng Mangir dengan cara memanfaatkan kecantikan Putrinya yang bernama GKR. Pambayun untuk dapat memikat hati Ki Ageng Mangir.
Jemparing asmara Ratu Pambayun nampaknya memang telah berhasil menaklukkan Kiai Ageng Mangir. Kematian Ki Ageng Mangir dalam babad Mangir dengan sengkalan Tri Bojo Tata Bumi, atau tahun 1523 Saka ( Jawa ).Â
Meskipun kematiannya menyisakan drama yang sangat memilukan. Ki Ageng Mangir meninggal dalam sebuah rencana untuk menjebak Ki Ageng Mangir yang melibatkan Ratu Pambayun isteri Ki Ageng Mangir sendiri.