Tinggal di kota Jakarta atau kota besar lainnya rasanya sangat mudah untuk mencari sebuah pekerjaan bertahan hidup dan menggapai impian. Apalagi notabenenya sebagai lulusan freshgraduate dari sebuah perguruan tinggi ternama dengan ikatan alumni yang mendominiasi serta skill mumpuni. Itulah yang saya alami bersama ketiga teman lama saya, usai satu tahun setelah lulus kuliah kami sepakat untuk bertemu kembali.Â
Pembahasan yang cukup menarik adalah bagaimana pencapaian dari masing-masing dengan profesi yang beragam. Namun saya menggarisbawahi ada satu masalah yang sama dimana kami sepakat menjadi momok yang menakutkan. "kondisi keuangan", dimana hal tersebut meliputi biaya hidup yang tinggi, gaya hidup yang semakin mewah hingga perencanaan untuk masa depan yang selalu gagal.
Gali lubang tutup lubang aja sih gua, gak tau gua bingung kayaknya gaji Cuma numpang lewat doang, pekan ketiga gaji udah menipis aja belum lagi cicilan gadget dan laptop, makin pusing gua" Ujarnya. " Belum lagi kadang klien itu minta ketemunya aneh-aneh dan secara tidak langsung gua harus ngikutin gayahidup mereka, seperti main golf, nonton konser band-band skala internasional, walaupun ada beberapa yang ditanggung kantor tapi nyatanya saat ini sudah jadi kebiasaan buat gua bro".
Lain halnya dengan fathmi, biasa disebut si juragan olshop atau owner salah satu online shop. Sebagai entrepreneur adalah awal mula impian dia agat terbebas dari belenggu para bos atasan di tempat kerja sebelumnya sembari memulai pada kesejahteraan keuangan. kondisi keuangan fathmi sejatinya juga belum terlalu baik apalagi dia memulai bisnisnya hanya dengan modal yang ia kumpulkan ketika berkerja. Ada tiga masalah keuangan yang dia alami yaitu memisahkan antara modal, keuntungan yang diputar untuk online shop dan keuntungan untuk harian pribadinya.
" Untuk kehidupan pribadi gua yang belum bisa bijaksana, apalagi gua tergabung sama para penjual olshop yang udah main gengsi, kumpul sana-kumpul sini, beli barang-barang branded dan traveling hingga luar negeri untuk berburu barang mewah dan dijual kembali" ujarnya.
Yang terakhir si jupri alias tukang photo, walaupun kuliah di jurusan IT tapi dia lebih memilih bekerja pada passionnya. Dari ketiga teman saya yang paling mengenaskan kondisi keuangan adalah si jupri. Profesi freelancer berbasis proyek inilah yang kerapkali kondisi keuangan sangat tidak teratur. Masalah pembayaran yang tertunda hingga keuntungan yang tidak sebanding dengan modal dan pekerjaan.
" Gua bingung kalau pas sekalinya banyak proyek mah enak, tapi kalau lagi sepi ya sepi banget, apalagi gua ngatur keuanggannya bingung banget pas lagi banyak bawaannya nafsu buat ngabisin tuh". "Buat mencukupi kehidupan pribadi aja masih susah apalagi kalau ada proyek baru buat modalnya kudu minjam sana dan minjem sini dulu" ujarnya.
Sejatinya ketika walaupun harta yang kita dapatkan halal namun cara mengelolanya dengan hal-hal haram maka harta tersebut bisa menjadi harta haram dan tidak ada unsur keberkahannya. Diantara caranya adalah dikelola dengan tabungan atau investasi yang sesuai prinsip syariah dengan menggunakan bank syariah ataupun lembaga keuangan syariah lainnya. Untuk point halal dan keberkahan ketiga teman saya ricky, fathmi dan jupri sepakat namun untuk point bank syariah mereka menolak. Mengapa demikian?