Mohon tunggu...
Muhammad Iqbal Effendi
Muhammad Iqbal Effendi Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA - 20107030137

HAI

Selanjutnya

Tutup

Bola

Apa yang Terjadi dengan Mario Balotelli?

30 Juni 2021   22:40 Diperbarui: 30 Juni 2021   23:26 1179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana Balotelli berubah dari menjadi pahlawan EURO 2012 untuk Italia hingga kini menjadi bermain di Seri B dimasa puncak karirnya.

Meski terlahir di Plamero, Sisilia, Mario Balotelli terpaksa menunggu hingga berusia 18 tahun untuk menerima kewarganegaraan Italia. Ia lahir dari imigran Ghana dan ditempatkan dibawah asuhan setelah orang tuanya tidak mampu memenuhi kebutuhannya.

Namun tidak pernah menghentikan Balotelli untuk dipuji sebagai bintang besar berikutnya didunia sepak bola karena ia menggunakan kesulitannya sebagai motivasi untuk menjadi pemain profesional di Serie C pada usia 15 tahun. Dan pada usia 16 tahun, ia secara resmi direkrut oleh Inter Milan.

Hal-hal besar yang dialami oleh Mario Balotelli diantara lain yaitu :

  • Menjadi seorang bintang yang telah lahir. Balotelli mendapat perhatian dunia ketika ia mencetak 2 gol melawan Juventus pada tahun 2008 saat dia berusia 18 tahun. Dia kemudian menjadi pemain termuda yang mencetak gol di Liga Champions pada November 2008 dan memainkan peran kunci dalam gela Serie A keempat berturut-turut bagi Inter Milan. Namun dalam dua musim berikutnya, masalah disiplin seorang Mario Balotelli mulai berita utama, dia ditinggalkan oleh manajer baru Jose Mourinho pada beberapa kesempatan karena "kurangnya usaha" dab bahkan terlihat mengenakan kemeja AC Milan selama wawancara televisi.
  • Merantau ke Inggris. Sebuah insiden melempar baju ke tanah saat ia dicemooh oleh para penggemar Inter Milan, Balotelli sudah tau bahwa tidak ada lagi masa depan di Inter Milan. Manchester City mengambil resiko dan menandatangani pemain berusia 20 tahun tersebut dengan harga 21,8 juta euro setelah rekomendasi dari mantan pelatih kepala Roberto Mancini. Pada bulan Desember 2010, Balotelli dianugerahi Golden Boy dan menyatakan bahwa hanya satu dari pemenang sebelumnya yang sedikit lebih baik darinya. Dan pemain tersebut adalah Lionel Messi.
  • Why Always Me?. Di musim keduanya bersama Manchester City, Balotelli terkenal mencetak gol dalam kemenangan 6-1 atas Manchester United pada tahun 2011 silam. Dia juga memberikan assist kepada Sergio Kun Aguero untuk mencetak gol kemenangan ke-94 melawan QPR untuk memberi Man City gelar Premier League pertama mereka. Tetapi sorotan itu juga datang dengan banyak masalah disiplin termasuk empat kartu merah yang didapatkan nya, dan pertengkaran dengan rekan satu timnya sendiri di lapangan. Pada bulan Desember 2012, Man City mendendanya karena catatan disiplinernya yang bisa dikatakan buruk. Alih-alih menerima denda yang tersebut, Balotelli membawa klubnya ke pengadilan yang menjadi akhir karirnya di Manchester City.

Di ajang penampilannya pada UEFA EURO 2012. Lebih tepatnya pada 10 Juni 2012, Balotelli menjadi pemain kulit hitam pertama yang tampil untuk Italia di turnamen besar. Dengan highlights terbesar pada pemain Italia berusia 22 tahun, Balotelli kemudian menjadi pencetak gol terbanyak bersama turnamen dengan tiga gol saat ia memimpin negaranya ke partai final.

Tapi sorotan terbesar dari turnamen akan selamanya menjadi penjara melawan Jerman di semi final, Balotelli melakukan tendangan dari luar kotak pinalti dan Balotelli kemudian membuat selebrasi terkenal dengan merobek bajunya dan mengipaskan ke rekan-rekan setimnya.

Setelah saat kejadian Mario Balotelli di Inggris, ia pun kembali ke Milan. Setelah ia mengalami masa sulit di Inggris, Balotelli pun pindah ke Italia pada Januari 2013 dengan transfer ke AC Milan seharga 20 juta euro. Balotelli menunjukkan performa yang bagus untuk sisa musim ini saat ia mencetak 12 gol dalam 13 pertandingan, membawa AC Milan ke posisi ke-3 di Seri A pada musim 2013/14.

Di musim berikutnya, ia mencetak 18 gol dalam 41 pertandingan sebelum pindah kembali ke Inggris senilai 16 juta euro dengan Liverpool, yang barusaja menjual Luis Suarez ke Barcelona. Sewaktu di Inggris performa Balotelli sangat buruk, sehingga ia dianggap sebagai salah satu pemain pemain pertama musim ini dengan hanya 4 gol dalam 28 pertandingan.

Mario kembali ke Milan "lagi", setelah karirnya memburuk di Inggris hingga Balotelli kembali ke AC Milan lagi dengan status pinjaman selama satu musim. Namun, performa buruknya berlanjut dengan klub asal Italia tersebut karena ia hanya berhasil mencetak 1 gol selama satu musim yang mengecewakan dimana AC Milan finis diurutan ke-7 di Serie A.

Dia dengan cepat dikirim kembali ke Liverpool tetapi diberitahu bahwa dia tidak memiliki harapan masa depan disana dibawah asuhan manajer baru Jurgen Klopp. Dengan tidak adanya klub besar yang mau mengambil risiko pada pemain berusia 26 tahun itu, akhirnya Balotelli bergabung dengan salah satu klub Prancis, Nice dengan status bebas transfer.

Di luar sorotan klub besar, Mario Balotelli kembali mencetak gol dengan 46 gol dalam dua musim pertamanya di Nice. Tapi tentu saja masalah disipliner akan menyusulnya ketika Nice mengakhiri kontraknya pada musim ke tiga, sebelum ia bergabung dengan rival besar mantan klubnya -- Marseille. Di sana ia terkenal merayakan gol dengan instagram story saat ia masih dilapangan.

Setelah mencetak 9 gol dalam 15 pertandingan untuk Marseille, ia kembali ke klub asalnya yaitu Brescia pada 2019. Namun, ia tidak mampu menyelamatkan mereka dari degradasi dan kontraknya pun diputus setelah berulang kali absen latihan.

Lalu ada apa lagi sekarang dengan Mario Balotelli?

Pada Desember 2020, Mario Balotelli pindah ke klub Serie B Monza dengan kontrak tujuh bulan. Pemain berusia 30 tahun tersebut sejauh ini berhasil mencetak 5 gol dalam 12 pertandingan untuk klub barunya tersebut.

Namun di usianya yang seharusnya mencapai puncak karirnya, kisah Balotelli akan selalu menjadi salah satu talenta besar yang terbuang sia-sia karena sikapnya sendiri itu. Seandainya Balotelli dapat mengontrol dirinya sendiri dan lebih disiplin, mungkin ia akan menjadi pemain hebat sekarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun