Oposisi. Di negeri ini, apabila kita berbicara tentang oposisi, maka yang terlintas adalah sekumpulan orang atau partai politik yang bertolak belakang dengan pemerintah.
Oposisi, di mata masyarakat negeri ini kebanyakan, adalah sebuah koalisi yang bertentangan paham dengan pemerintah, tidak akan pernah sepaham dengan pemerintah, dan/atau selalu 'menjatuhkan' pemerintahan yang sedang berkuasa atau bahkan mengkritik segala bentuk kebijakan pemerintah.Â
Ya, segala bentuk kebijakan pemerintah. Ini berarti baik kebijakan pemerintah yang berhasil ataupun gagal. Lalu, apa sebenarnya oposisi dalam pemerintahan itu? Dan apakah di negeri nan ramah ini oposisi itu berjalan dengan baik?
Oposisi (dalam dunia politik) adalah sekumpulan partai penentang pemerintah di parlemen. Kehadiran oposisi adalah buah dari konstelasi politik di suatu negara. Koalisi partai yang memenangi pemilihan umum akan duduk berkuasa selama masa jabatan. Sedangkan, yang kalah akan berbaris rapat mendeklarasikan diri sebagai oposisi.
Penulis akan membawa pembaca untuk sedikit 'bertamasya' ke daerah kampung halaman penulis, tepatnya di Amerika Serikat.
Di Amerika, hanya ada dua partai politik besar yang menjajaki parlemen. Republik dan Demokrat. Kedua partai ini bergantian memenangi pemilu di Amerika sejak dasawarsa 1790-an.
Apabila Republik yang memenangi pemilu, maka Demokrat lah yang menjadi oposisi. Sebaliknya, apabila Demokrat yang memenangi pemilu, maka Republik lah yang merapatkan barisan menjadi oposan.Â
Di sini, oposisi seolah benar-benar tidak suka dan akan terus berbeda pandangan dengan pemerintah. Kita ambil contoh ketika pemerintahan Amerika shutdown beberapa waktu silam. Demokrat selaku oposisi mengkritik habis sikap Republik dan pemerintahan Trump terkait imigran di Amerika.Â
Selain itu, Demokrat juga sering mengkritisi sikap politik luar negeri Trump yang terkesan 'lo-lo-gua-gua' dengan pandangan 'Amerika pertama, tidak peduli orang lain'. Penjabaran yang sedikit ini sudah cukup untuk menunjukkan bahwa Demokrat konsisten menjadi oposan. Selain itu, ini juga menunjukkan sikap tegas Demokrat dalam mengkritisi pemerintahan Republik.
Indonesia memang tidak bisa disandingkan dengan Amerika. Sistem parlemen kita berbeda dengan di sana. Indonesia menganut sistem multipartai. Yang mana setiap partai berbaur menjadi satu di parlemen. Tidak akan ada sekat yang jelas antara oposisi dan pemerintah. Kedua kubu duduk sejajar di ruangan yang sama.
Lalu, apa poin yang ingin disampaikan penulis sampai jauh-jauh membawa para pembaca sekalian unuk 'bertamasya' ke kampung halamannya?Â