Apa jadinya bila hati kita dingin, sedingin es di dalam kulkas? Apalagi, bila ia terkotak-kotak dan terbagi tidak sama rata?
Hati yang dingin, seperti es yang membeku.
Sulit mencair karena sulit menerima kehangatan di sekelilingnya.
Sedang hati yang terkotak-kotak, akan sulit bergerak keluar dari zona nyamannya.
Sangat sulit, hingga harus “dipaksa” dengan cara dicungkil atau dibanting.
Sakit, ya pasti sakit.
Maka. Jangan biarkan hatimu membeku dan terkotak-kotak. Rasakan kehangatan di sekitarmu..
Mencairlah, agar kita bisa berkumpul bersama titik-titik air lainnya, saling bersilaturahim layaknya air yang bersama-sama mengisi wadah tempat ia berbagi cerita. Tak peduli dari mana asalnya, untuk apa kelak ia akan digunakan.
Dalam wadah, kita akan saling menyesuaikan, saling memahami.
Bahwa sebesar apapun perbedaan suhu yang kita miliki, bila sudah berkumpul, akan menemukan titik seimbangnya.
Air yang dingin akan menghangat, dan air yang mendidih akan menjadi sejuk.
Berkumpullah, berbagi kehangatan dan kesejukan dengan sahabat-sahabatmu.
Ditulis dalam rangka event #DailyFF 21 November 2o14 sesi ke-1, dengan tema: “Sekotak Es Batu Dalam Kulkas” – 07.21
Email: iqbalarubi@gmail.com Twitter: @iqbalarubi Blog: Pena Arubi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H