Mohon tunggu...
Iqbal Anas
Iqbal Anas Mohon Tunggu... Wiraswasta - Teacher, Trainer, Writer and Content Creator

Suka baca-baca, dan kalau lagi mood ditulis, www.iqbalanas.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kepala Sekolah Pembelajar

1 Maret 2018   22:04 Diperbarui: 1 Maret 2018   22:16 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia pembelajar adalah orang-orang yang menjadikan kegiatan belajar sebagai bagian dari kehidupan dan kebutuhan hidupnya. Ketika belajar telah menjadi kebutuhan, maka ilmu akan menjadi baju terindah bagi dirinya, pengetahuan akan menjadi lautan samudera bagi dirinya karena setiap saat mereka akan rindu dengan ilmu dan akan haus pengetahuan. Demikian disampaikan Sudarwan Danim dalam bukunya "Menjadi Manusia Pembelajar".

Ungkapan lain mengatakan "if you don't learn, you don't change, if you don't change you die". Perubahan adalah sebuah kemestian dalam kehidupan. Jika kita tidak mampu berubah, maka kita akan digilas oleh zaman. Kita bisa mengambil pelajaran dari binatang dinosaurus, karena tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya (pembelajar), saat ini hanya bisa kita lihat dalam film-film animasi. Tinggal kenangan.

Sejatinya sekolah adalah institusi yang sangat dinamis. Terus bergerak mengikuti roda zaman. Terus belajar dan melakukan inovasi mengikuti perkembangan yang semakin modren. Produk sekolah adalah peserta didik. Jika produk tidak layak jual dan tidak sesuai kebutuhan konsumen, maka tidak akan laku dipasaran. Sebagaimana mesin tik sudah digantikan oleh komputer desktop. Selanjutnya muncul lagi notebook, pc tablet, smartphone dan seterusnya Terus menerus berubah sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan yang ada.

Perubahan demi perubahan terus berlalu seiring berjalannya waktu. Transportasi tradisional seperti angkot dan ojek saat ini sudah berubah menjadi transportasi online seperti Go-Jek dan Go-Car. Belanja konvensional dipasar dan swalayan sudah beralih ke online shopping (belanja order barang hanya lewat aplikasi smartphone, barang sudah bisa sampai dirumah kita). Dalam konteks ini dibutuhkan visi yang jauh kedepan, mental petarung dan ide-ide krearif agar kita bisa tetap bertahan. Dulu, Nokia, Siemens, Ericson, Yahoo adalah perusahaan-perusahaan besar dizamannya, namun sekarang hilang ditelan masa digantikan oleh produk-produk yang kita kenal hari ini seperti Samsung, facebook, twitter, instagram, youtube dan sebagainya.

Kepala sekolah pembelajar adalah orang yang sangat dinamis, kreatif dan inovatif. Orang yang terus belajar, mempertinggi kemampuan (kompetensi) agar bisa memberi kontribusi lebih besar bagi kemajuan bangsanya terutama dalam bidang pendidikan. kepala sekolah yang visioner dan memiliki mental petarung. 

Kepala sekolah yang mampu memaksimalkan semua potensi dan sumber daya yang dimiliki untuk menciptakan pendidikan berkualitas tinggi untuk melahirkan output peserta didik yang berkompeten. Sekolah diharapkan bisa melahirkan peserta didik yang bisa diterima pasar (layak dijual). Apalagi tantangan kedepan adalah bonus demografi yang akan melanda negeri ini. Siapa yang kalah cepat akan ketinggalan dan siapa yang tidak bisa menjadi pembelajar akan punah.

Hal ini menjadi tantangan bagi seorang kepala sekolah hari ini. Sekolah yang tidak mau dan mampu berubah memenuhi kebutuhan konsumennya, maka bersiap untuk ditinggalkan dan akan mengalami kepunahan. Disinilah peran penting kepala sekolah, memaksimalkan semua sumber daya yang dimiliki untuk bisa menghasilkan produk berkualitas tinggi. Produk berkualitas ini dalam hal ini peserta didik sangat tergantung kepada proses pembelajaran yang dilakukan disekolah tersebut. Dan proses pembelajaran yang berkualitas sangat ditentukan oleh guru yang berkualitas.

Menurut hemat penulis, setidaknya beberapa hal yang harus dilaksanakan oleh seorang kepala sekolah pembelajar. Pertama, mampu merencanakan pengembangan sekolah kedepan. Disinilah kekuatan visi misi kepala sekolah diuji. Hasil produk seperti apa yang ingin dilahirkan dari sekolah. 

Dalam istilah pendidikan disebut standar kompetensi kelulusan. Bagaimana cara dan strategi untuk mencapainya, serta apa saja sumber daya yang dibutuhkan untuk merealisasikan target tersebut. Disinilah peran kepala sekolah pembelajar. Mau dan mampu secara terus menerus belajar dan belajar untuk melakukan perubahan-perubahan menuju arah yang lebih baik, sampai target dan tujuannya tercapai.

Stephen Covey dalam bukunya 7 kebiasan manusia yang sangat efektif, salah satunya adalah starting with the end. Memulai dari akhir. Standar kompetensi kelulusan itu nanti di break down kedalam indikator-indikator kompetensi, target pencapaiannya dan kemudian dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan selama proses pendidikan berlangsung. Sebagai contoh misalnya disekolah kami salah satu standar kelulusan adalah hafal qur'an sebanyak 3 juz. Nah, 3 juz ini kemudian di break down selama 6 tahun proses pendidikan disekolah dasar.  

Kedua, kepala sekolah harus mampu mengembangkan guru, staf dan komponen pendidikan lain disekolah secara maksimal. Karena guru faktor penentu dalam proses pendidikan yang terjadi di sekolah. Maka, guru harus berdaya dan juga harus seorang pembelajar sejati. Mau dan mampu belajar cepat. 

Cepat menyerap informasi dan perkembangan yang terjadi. Peningkatan produktifitas dan kinerja menjadi tantangannya. Ditengah kompetisi yang semakin ketat dalam dunia pendidikan dan orang tua yang sudah sangat selektif dalam memilih tempat pendidikan bagi anak-anak mereka. Maka, peran guru sangat penting untuk melahirkan peserta didik berkualitas.

Ketiga, pelibatan orang tua dan masyarakat dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Sekolah tidak bisa serta merta melahirkan produk peserta didik yang berkualitas sendiri tanpa adanya kerjasama dan peran pihak-pihak lain. Orang tua memiliki peran utama dalam hal ini, karena sesungguhnya orang tua adalah pendidik utama bagi anak-anaknya. Konsep sinergi antara orang tua dan sekolah ini harus dikembangkan dalam proses pendidikan untuk melahirkan generasi emas. 

Seperti kata pepatah minang " saiyo sakato " antara sekolah dan orang tua. Sekolah mengarahkan, orang tua mensupportnya. Dirumah konsepnya rumahku adalah syurgaku sedangkan disekolah sekolahku adalah syurgaku. Ketika hal ini bisa diwujudkan, maka anak akan senang dan termotivasi karena lingkungan yang menyenangkan. Sehingga kualitas pendidikan akan meningkat.

Keempat, Pengembangan kurikulum dan peningkatan proses pembelajaran di sekolah. Kepala sekolah pembelajar harus mampu melakukan pengembangan-pengembangan terkait isi dan kualitas dari pendidikan itu sendiri. Dalam hal ini kepala sekolah bertindak sebagai manajer di sekolah. Ia bertanggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan dan penilaian perubahan atau perbaikan program pembelajaran di sekolah. 

Kepala sekolah harus melakukan penilaian kesesuaian program-program yang sudah ada dengan tuntutan dan kebutuhan peserta didik. Melahirkan program-program kreatif sekolah seperti market day, kunjungan edukatif, outbond training, dan lain-lain. Sehingga peserta didik merasakan kenyamanan dan kesenangan dalam proses pembelajaran. Pada akhirnya prestasi dan kualitas pembelajaran di sekolah bisa meningkat.

Kepala sekolah pembelajar sangat dibutuhkan dan diharapkan kehadirannya oleh dunia pendidikan hari ini dan kedepan. Menurut laporan Organisation for Economic Co-Operation and Development (OECD) tentang World Education Rank, bahwa peringkat pendidikan Indonesia menempati urutan ke 57 dari 65 negara.

 Ini menyatakan bahwa pendidikan Indonesia berada di level yang sangat mengkhawatirkan jika dibandingkan dari negara-negara lain di dunia. Semoga kedepan pendidikan bangsa Indonesia bisa lebih baik dan bermutu dengan hadirnya kepala sekolah -- kepala sekolah pembelajar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun