Mohon tunggu...
Iqbal Anas
Iqbal Anas Mohon Tunggu... Wiraswasta - Teacher, Trainer, Writer and Content Creator

Suka baca-baca, dan kalau lagi mood ditulis, www.iqbalanas.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sikap Naif Seorang Fauzi Bahar

19 Februari 2014   13:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:41 2349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demo sebagian umat Islam di Sumatera Barat yang menolak terkait investasi dan pembangunan Lippo Group di Kota Padang, Senin 17 Februari 2014 kemaren justru kalah menarik dengan berita tentang pidato Fauzi Bahar menanggapi demo tersebut.

Video berisi pidato terakhir Wali Kota Padang, Fauzi Bahar yang marah-marah bahkan sampai mengeluarkan kata-kata kotor (baca : bacaruik) , beredar di YouTube.

Dalam video berdurasi 3 menit 31 detik, Wali Kota mengkritik Gubernur Provinsi Sumatera Barat Irwan Prayitno dianggap menjadikan kantor gubernur sebagai kantor partai politik.

"Jangan dijadikan kantor gubernur itu kantornya partai, PKS. Enggak boleh, enggak boleh. Harus gubernur adalah gubernurnya yang dipilih kita bersama. Harus Gubernur Provinsi Sumatera Barat," kata Fauzi.

Apa alasan Fauzi Bahar mengatakan kantor Gubernur sebagai kantor partai? Ngak ada, hanya tendensius belaka dan keirian serta ketakutan diiringi trauma post power sindrom.

Dalam video itu, Fauzi juga mengkritik pendemo yang dianggap suruhan Gubernur Provinsi Sumatera Barat. Fauzi menuding pendemo sebelumnya berkumpul di kantor Gubernur Sumatera Barat, lalu memakai mobil berbendera PKS dan berdemo ke kantor Wali Kota Padang.

Darimana Fauzi Bahar yakin bahwa yang demo itu suruhan Gubernur? Karena berkumpulnya massa di kantor Gubernur? Come on cobalah berfikir sedikit dengan logika, jangan pakai pikiran yang sangat picik tersebut, apa semua demo yang mulainya dari kantor Gubernur itu di suruh oleh Gubenur? Kemon…berfikirlah sedikit pak, jangan tonjolkan kebencian dan emosi.

Dikatakan Fauzi Bahar juga bahwa mobil yang dipakai demo berlambang PKS semua, itu tidak benar kalau berlambang PKS semua, kalau ada mobil yang berlogo PKS iya. Itu angkot. Mobil angkutan umum yang dicater oleh pendemo. Dan dimobil angkutan umum (angkot) itu kebetulan dibelakanngya terpasang one way (stiker) caleg PKS, hampir semua angkotan umum (angkot) dimana-mana sekarang terpasang one way caleg, lalu apa yang salah? Apa lantas dikatakan orang yang naik angkutan umum tersebut adalah orang partai sesuai one way yang terpasang itu? Kemon pak, plis deh…

Wali Kota Padang juga mengucapkan kata-kata penolakan Kota Padang dipimpin orang dari PKS. "Sampaikan kepada sanak saudara semuanya, kalau PKS jadi lagi, kacau negeri ini," ucapnya. Padahal dulu tahun 2009 dia bisa naik menjadi walikota padang untuk kedua kalinya, juga atas dukungan PKS (wakilnya kader PKS), kemon pak plis deh, janganlah kebencian diperturutkan.

Terkahir dia juga terlihat menggerutu sambil mengucapkan kata-kata kasar saat turun dari panggung. “kurang ajar, anjxxx-anjxxx semua” Naudzubillah min dzalik

SANGAT NAIF….

http://www.youtube.com/watch?v=G3EEZOsPBh4&feature=player_embedded

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun