Mohon tunggu...
Iqbal Bagus Alfiansyah
Iqbal Bagus Alfiansyah Mohon Tunggu... Pelajar -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perlukah Menekan Botol dalam Masa Orientasi Siswa Baru?

10 Oktober 2015   06:33 Diperbarui: 10 Oktober 2015   07:51 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa ketika dalam tekanan senior, junior akan berusaha untuk melakukan sesuatu yang dimaksudkan untuk menanggulangi tekanan yang diberikan kepadanya. Tak jarang yang dimaksud dengan “sesuatu” di sini adalah “potensi” yang digadang-gadangkan akan keluar ketika para junior tersebut ditekan dengan sedemikian rupa. Tetapi begitu tekanan tersebut sudah tidak ada lagi, maka “potensi” tersebut juga ikut sirna bersamanya. “Potensi” tersebut hanya keluar sebagai reaksi atas tekanan yang diberikan. Akhirnya, tenaga dan sumber daya yang selama itu dikeluarkan menjadi sia-sia.

Coba dibandingkan jika potensi tersebut keluar secara alami tanpa adanya segala bentuk paksaan dan tekanan. Potensi tersebut tidak akan menjadi sekadar “potensi” belaka. Potensi tersebut akan bertahan dalam jangka waktu yang panjang karena potensi tersebut keluar secara alami.

Dari keempat poin di atas, bisa disimpulkan bahwa untuk membentuk seseorang di lingkungan sehari-hari pada umumnya dan junior di lingkungan sekolah barunya pada khususnya agar menjadi individu yang mampu mengeluarkan dan menyalurkan potensinya, tidak diperlukan tekanan atau semacamnya.

Sudah bukan waktunya lagi mendewakan tekanan. Sudah merupakan hak setiap siswa -- baik senior maupun junior -- untuk bebas mengutarakan pendapat dan mengembangkan potensinya sesuai dengan cara yang mereka sukai tanpa ada ancaman dari pihak luar, apalagi pihak dari dalam sekolah. Tentunya dengan tetap memperhatikan norma-norma dan nilai kehidupan yang berlaku di masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun