Salman Film Academy selalu berikhtiar untuk memproduksi film yang dapat menginspirasi penontonnya. Bukan sekadar hiburan, film sejatinya dapat menjadi salah satu pemicu kemajuan suatu bangsa.
Salah satu alasan mengapa kami mengangkat tema ruang angkasa di film Iqro Petualangan Meraih Bintang (2017) adalah kenangan masa lalu. Saat masih sekolah, beda dengan anak-anak sekarang yang lebih suka menjadi Youtubers, banyak anak-anak di generasi 80/90-an yang sangat mengimpikan untuk jadi seorang astronaut.
Dalam film Iqro My Universe (2019), mimpi Aqila menjadi seorang astronaut menjadi cerita utama yang diharapkan dapat memberikan gambaran kepada anak-anak tentang bagaimana wawasan keantariksaan dan profesi astronaut itu. Harapannya film ini dapat menjadi jembatan bagi mimpi anak-anak kita yang tertarik dengan dunia antariksa sehingga bisa mempersiapkan diri sedari dini.
Berikut ini trailer film Iqro My Universe: https://www.youtube.com/watch?v=y4zKDhAF6jU
Indonesia pernah memiliki seorang astronaut. Pada Oktober tahun 1985 lalu, setelah melewati seleksi panjang, Pratiwi Pujilestari Sudarmono akhirnya terpilih sebagai salah satu orang yang akan mengemban misi dari NASA. Pratiwi rencananya akan ambil bagian dalam misi Space Shuttle STS 61-H sebagai seorang Payload Specialist. Namun karena adanya insiden di Florida yang menyebabkan pesawat ruang angkasa milik AS Challenger STS 51-L meledak, Pratiwi gagal mengorbit.
Film Iqro My Universe didedikasikan untuk astronaut pertama Indonesia tersebut. Pratiwi Sudarmono hadir pada konferensi pers gala premier filmnya. Pratiwi menekankan, film Iqro My Universe bisa merangsang keingintahuan anak tentang kehidupan alam, dunia, terutama luar angkasa.
“Alam semesta itu sangat luas jangkauannya, tentu saja masih banyak yang harus dieksplorasi oleh umat manusia,” jelas Pratiwi yang menjabat sebagai professor mikrobiologi di Universitas Indonesia.
Dalam majalah National Geographic Indonesia pernah diangkat tema tentang pertarungan negara-negara di dunia menaklukkan ruang angkasa. Hampir 50 tahun setelah puncak persaingan Amerika Serikat dan Uni Soviet menghabiskan uang rakyat secara besar-besaran untuk mendaratkan manusia pertama di bulan, sekarang ada balapan baru ke bulan yang digagas Google Lunar XPrize (GLXP) yang melibatkan swasta. Hadiah 20 juta dollar diperebutkan 5 finalis dari India, Israel, Jepang, Amerika Serikat, dan kelompok multinasional.