Mohon tunggu...
iqbal ajie saputra
iqbal ajie saputra Mohon Tunggu... Freelancer - Frelancer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya iqbal ajie saputra seorang penulis pemula rendah hati dan saya mendapatkan prestasi riset nasional inovasi talenta indonesia 2020

Selanjutnya

Tutup

Politik

AS Mempertimbangkan Pelepasan Intelijen: Menuduh China Potensi Kirim Senjata ke Russia

23 Februari 2023   07:29 Diperbarui: 23 Februari 2023   07:41 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintahan Biden sedang mempertimbangkan untuk merilis intelijen yang menunjukkan bahwa China sedang mempertimbangkan untuk memasok senjata guna mendukung perang Rusia di Ukraina. 

Hal ini disampaikan oleh seorang pejabat Amerika Serikat yang tidak ingin disebutkan namanya. Diskusi tentang pengungkapan publik dilakukan menjelang pertemuan Dewan Keamanan PBB hari Jumat yang menandai satu tahun sejak Rusia menginvasi Ukraina.

Sejumlah seruan tertutup ke China telah dilakukan oleh beberapa negara yang termasuk di dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara. Seruan ini memuncak dalam peringatan resmi yang disampaikan pada akhir pekan di Munich kepada Wang Yi, pejabat kebijakan luar negeri senior China. Pejabat-pejabat barat seperti Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly turut serta dalam peringatan ini.

Pertimbangan untuk merilis intelijen ini terkait dengan upaya untuk menekan China agar tidak terlibat dalam bantuan terhadap Rusia di Ukraina. 

China dianggap memiliki pengaruh yang besar terhadap Rusia, dan perannya dalam menyediakan senjata dan dukungan dapat memperburuk situasi yang sedang terjadi di Ukraina.

Sementara itu, Dewan Keamanan PBB akan mengadakan pertemuan pada  Jumat 24 Februari 2023 untuk membahas situasi di Ukraina. 

Pertemuan ini menandai satu tahun sejak invasi Rusia ke Ukraina yang memicu krisis internasional dan eskalasi konflik yang berkepanjangan.

Sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat dan Inggris, telah memberikan dukungan kepada Ukraina dalam bentuk bantuan militer dan ekonomi. Namun, kekhawatiran terhadap aksi China yang mungkin menyebabkan perburukan situasi semakin meningkat. 

Oleh karena itu, rilis intelijen tersebut dapat menjadi faktor penting dalam menekan China untuk tidak memberikan bantuan pada Rusia dan membantu mengakhiri konflik di Ukraina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun