Pengamat politik Rocky Gerung, tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk memberikan sindiran tajam terkait kesaksian para menteri di Sidang Mahkamah Konstitusi (MK).Â
Menurut Rocky Gerung Dalam Tayang Youtube Rocky Gerung Official, kesaksian para menteri tersebut tidak dapat dipercaya dan tidak jujur.Â
 "Mahkamah kita lihat psikologi tanya jawab di situ kan memang tidak mungkin kita berpikir bahwa menteri-menteri ini akan bicara jujur dari awal kita tahu enggak begitu."Â
Rocky Gerung juga menyoroti bahwa ketidakjujuran tersebut membuka pintu bagi pemanggilan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai saksi.
Menurut Gerung, pemanggilan Presiden Jokowi sebagai saksi menjadi penting karena kesaksian menteri tidak memuaskan Mahkamah Konstitusi.Â
"Jadi sebetulnya Mahkamah Konstitusi harus dilanjutkan logikanya karena belum diperoleh dari pembantu-pembantunya maka kita mesti tanya pada bosnya kira-kira begitu kan dan publik paham itu tuh," ujar Gerung.
Gerung juga menyoroti bahwa keadilan harus menjadi fokus utama dalam sidang MK.Â
"Justru dengan ketidakjujuran itu ada akses untuk minta yang lebih jujur yaitu ya presiden aja dipanggil kan karena tidak memuaskan pertanyaan itu," tambahnya.
Selain itu, Gerung mengingatkan bahwa keputusan MK haruslah bersifat progresif dan memperhatikan aspek kualitatif bukan hanya kuantitatif.
 "Jadi itu dasarnya kenapa kita percaya bahwa Keputusan Mahkamah nanti bagaimanapun akan bersifat progresif ya bahkan mungkin revolusioner," ujarnya.
Terkait dengan reaksi publik dan implikasi politik, Gerung memberikan analisis yang mendalam.Â
"Kelihatannya kalau kita mau terusin ya kalau melihat ee realitas hari ini kan sebenarnya kemarahan yang luar biasa publik itu adalah kepada Jokowi dan keluarganya," tuturnya.
Menutup pernyataannya, Rocky Gerung memberikan gambaran tentang dampak politik dari sidang MK tersebut.
 "Tetapi apapun sudah diilkan dari awal bahwa mahkamah itu ingin memperhatikan hal-hal yang kualitatif bukan sekedar yang kuantitatif jadi itu dasarnya Kenapa kita percaya bahwa Keputusan Mahkamah nanti bagaimanapun akan bersifat progresif ya bahkan mungkin revolusioner," jelasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H