Di Sumatera Selatan, terdapat sebuah tradisi yang tak kalah menarik dengan tabuik dari Sumatera Barat, yakni tabot.Â
Kegiatan ini diadakan untuk memperingati wafatnya cucu Nabi Muhammad di Bengkulu.
Tabot menjadi sorotan karena keunikan kesenian beruji doll yang turut memeriahkan upacara tersebut.
Beruji doll adalah seni pertunjukan musik yang menggunakan alat peraga berupa gendang doll.
Doll yang terbuat dari kayu atau batang pohon dilubangi di bagian tengahnya dan dibalut kulit lembu, dengan sisi bawahnya tertutup.
Perbedaan fisik dan suara yang dihasilkan membuatnya berbeda dari alat musik pukul lainnya.
Kesenian beruji doll ini mengilhami seniman tari Bengkulu untuk menciptakan tari beruji doll yang menggabungkan gerak tari tradisional dengan ketangkasan bermain doll.Â
Tak heran, tari ini juga memperlihatkan gerak tari-tari khas Bengkulu seperti rentak besuko, arak tabot, langka uda, dan tari kipas.Â
Musik Melayu yang dikolaborasikan dengan suara doll tamatan menambah nuansa kegembiraan dalam pertunjukan.
Tari beruji doll dipentaskan oleh 5-8 orang penari wanita yang mengenakan pakaian adat Bengkulu dengan sentuhan kain songket berwarna cerah pada bagian bawahnya.Â
Keindahan tari beruji doll tidak hanya terbatas pada upacara tabot saja, melainkan juga bisa menjadi bagian dari penyambutan tamu dan acara budaya lainnya.
Dengan begitu, tari beruji doll bukan sekadar pelengkap, melainkan juga menjadi ciri khas dari kebudayaan Bengkulu yang memikat hati siapa pun yang menyaksikannya. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H