Mohon tunggu...
Iqbal Abdul
Iqbal Abdul Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Petani

Aku dan literasi sedang mencari informasi mengenai cara Tuhan menghadirkan sesosok kerinduan yang sedang aku perjuangkan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sedang Tak Membahagiakan Seperti Dahulu

5 Maret 2023   04:54 Diperbarui: 5 Maret 2023   06:24 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Semua berawal dari apa yang sedang beranjak dewasa, namun masih sedang tak sebahagia dulu

Semua berakhir dari usia yang sedang bertambah namun segera sadar untuk saling mengerti atas semua peristiwa yang terjadi untuk selalu di perbaiki

Kini semua terucap tak benar dan sedang terutus salah di mata orang dewasa dan salah di hadapan pada yang tak lagi enggan terpejam

Mulai dari semua hal yang terjadi dewasa sedang menjadi perhatian dari kesehatan batin yang di kejar kariri

Dari sahabat yang mulai meroket untuk sukses, mungkin kita hanya memandangnya dengan kaca mata iri dengki atau pesimis

Optimis adalah belayan merajut bahagia menjemput duka untuk menjadi impian sukses yang nyata

Kata orang yang tinggi bertahta selalu mengataka "Saya tetap memaksa untuk saya sendiri agar selalu bernalar baik dan sejuk dalam berkelana dari berbagai persaingan dalam hidup"

Dan terdahulu sedang akan menjadi kenang yang bisa menjauh dan jauh pun sedang di perjuangkan untuk selalu kembali dengan rasa hidup yang peka serta penasaran pada diri sendiri atas batas dan segala kehendak kekuasaan Tuhan

Jangan melarang bahagia selalu ada jangan pula melarang sedih selalu ada melainkan semua itu punya cara bermain yang baik sesuai kapasitas manusia hidup

Baca juga: Romansa Warna Hidup

Kapasitas juga sering menjadi perhatian yang sangat sejuk dalam perbincagan hidup di kala semua bergerak tanpa henti dan hanya rasa dari penampilan yang selalu menjadi kritis yang berduitan

Panjang yang akan sejuk lalu tenang yang mengejar waktu yang terbuang sia-sia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun