Mohon tunggu...
Iqbal Abdul
Iqbal Abdul Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Petani

Aku dan literasi sedang mencari informasi mengenai cara Tuhan menghadirkan sesosok kerinduan yang sedang aku perjuangkan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Patuh Atas Penyesalan

5 Februari 2023   03:56 Diperbarui: 5 Februari 2023   04:11 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seringkali dalam kehidupan sedang senang dan bangga atas uluran waktu yang sangat panjang, hanya untuk penyesalan yang amat panjang penyesalannya

Hal demikian mungkin menjadi kebiasaan yang tak baik, baik sebagian orang yang sedang mencari jati diri yang akan menuju pada ke suksesan

Namun tidak lagi menjadi kelelahan atas apa yang sedang manusia jalani pada saat ini

Sehingga lelah dan letih ukuran baiknya sedang berkecukupan yang sebenarnya dapat menjadi persoalan kecil yang harus di perhatikan waktu yang sebentar akankah selalu bermanfaat baik bagi diri sendiri dan orang lain

Sengaja perjalanan hidup harus banyak drama agar ada tantangan yang harus di terima

Sengaja Tuhan memberikan ujian yang berat agar tetap selalu ingat pada Nya

Sengaja manusia tetap berpatah hati agar cobaan selalu bisa di nikmati dan selalu di syukuri

Dan tak sengaja juga manusia lupa paada tujuan hidupnya yang mana "Manusia bernyawa akan selalu berkelas hamba yang akan selalu ingat Tuhan nya"

Panjang sekali kisah kehidupan yang mengendap menjadi sebuah beban besar

Panjang sekali kisah kehidupan yang bertapa menjadi keutuhan jiwa dalam bertanda senyum di balik lelah yang melanda

Dan panjangnya perjalanan hidup ada tawa yang akan menjadi derita ada derita yang sedang tertawa

Kita akan melihat sebuah anugerah yang sedang Tuhan canangkan menjadi kesedihan, kegembiraan, kepiawaian dan seterus selalu masih redup di kala waktu akan terus berjalan dengan se gudang penyesalan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun