Mohon tunggu...
Iqbal Abdul
Iqbal Abdul Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Petani

Aku dan literasi sedang mencari informasi mengenai cara Tuhan menghadirkan sesosok kerinduan yang sedang aku perjuangkan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Keseriusan Impian Manusia

3 Januari 2023   05:32 Diperbarui: 3 Januari 2023   05:35 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Semuanya di mulai dengan niat dan ketulusan di perjalanan hidup 

Tepatnya pada saat itu ada se sosok manusia, ia sedang berdebat dengan akal dan nalurinya 

Dan sedemikian hari makin berkepanjangan dengan berbabgai persoalan, hingga suatu hari

Mulai merasakan bosan tak berkemuruh, sedih tak tersentuh

Biarpun bisa dianggap baik, namun sulit di terima baik 

Makin hari makin berlalu tak sejauh apa yang aku tahu semua mulai sirna satu persatu 

Impian bertabur kecewa, bahagia di tutup sedih dan gagal di kemas kelucuan 

Keluguan mulai tak terkendali, cinta tak pernah terobati dan orang sakti mulai terbebani

Keadaan tak lagi sedang baik, mulai resah dengan kesurupan diri sendiri

Hebat di hadapan orang lain lemah pada ego dirinya sendiri 

Semakin har mulai kusam dengan arah hidup tak menentu 

Semakin hari mulai lesu dengan arah yang tak berpihak 

Semakin hari mulai mengecil impian manusia karena keadaan 

Semakin hari mulai tau mana arti lain dari perjuangan dan makna kehidupan yang harus di perjuangkan 

Pahami sedari dari pagi menuju sore hari bahwa terkesan sulit bukan berarti tak mudah di tak lukkan 

Resah adalah naluri, ruang adalah mimpi terpanjang yang terpenjara

Berkepanjang yang telah di lalui manusia di muka bumi ini, tidak lain tetap hidup walaupun berbeda 

Tetap memulai kebaiakan sampai memunculkan rasa penasaran bukan berarti mengajarkan saling curiga 

Tepatnya di kediaman naluri manusia ada sesosok kehidupan yang tak sedang baik 

Indahnya sedang menunggu sayangnya mulai tergiur hasratnya 

Akhiran bukan akan di mulai membaik namun tetap mempertahankan kebaikan 

Akhiran akan menjadi harapan impian manusia 

Berakhir dalam kesemuan rasa dan terjerat pada pejamanan mata melihat senja dengan kenangan 

Aku tulisa dan aku rangkai bukan karena perasaan, karena mulai bosan otak menyimpan kebodohan yang berbayang baik 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun