Semuanya di mulai dengan niat dan ketulusan di perjalanan hidupÂ
Tepatnya pada saat itu ada se sosok manusia, ia sedang berdebat dengan akal dan nalurinyaÂ
Dan sedemikian hari makin berkepanjangan dengan berbabgai persoalan, hingga suatu hari
Mulai merasakan bosan tak berkemuruh, sedih tak tersentuh
Biarpun bisa dianggap baik, namun sulit di terima baikÂ
Makin hari makin berlalu tak sejauh apa yang aku tahu semua mulai sirna satu persatuÂ
Impian bertabur kecewa, bahagia di tutup sedih dan gagal di kemas kelucuanÂ
Keluguan mulai tak terkendali, cinta tak pernah terobati dan orang sakti mulai terbebani
Keadaan tak lagi sedang baik, mulai resah dengan kesurupan diri sendiri
Hebat di hadapan orang lain lemah pada ego dirinya sendiriÂ
Semakin har mulai kusam dengan arah hidup tak menentuÂ
Semakin hari mulai lesu dengan arah yang tak berpihakÂ
Semakin hari mulai mengecil impian manusia karena keadaanÂ
Semakin hari mulai tau mana arti lain dari perjuangan dan makna kehidupan yang harus di perjuangkanÂ
Pahami sedari dari pagi menuju sore hari bahwa terkesan sulit bukan berarti tak mudah di tak lukkanÂ
Resah adalah naluri, ruang adalah mimpi terpanjang yang terpenjara
Berkepanjang yang telah di lalui manusia di muka bumi ini, tidak lain tetap hidup walaupun berbedaÂ
Tetap memulai kebaiakan sampai memunculkan rasa penasaran bukan berarti mengajarkan saling curigaÂ
Tepatnya di kediaman naluri manusia ada sesosok kehidupan yang tak sedang baikÂ
Indahnya sedang menunggu sayangnya mulai tergiur hasratnyaÂ
Akhiran bukan akan di mulai membaik namun tetap mempertahankan kebaikanÂ
Akhiran akan menjadi harapan impian manusiaÂ
Berakhir dalam kesemuan rasa dan terjerat pada pejamanan mata melihat senja dengan kenanganÂ
Aku tulisa dan aku rangkai bukan karena perasaan, karena mulai bosan otak menyimpan kebodohan yang berbayang baikÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H